Jumat, 23 Oktober 2009
Alkisah,
di suatu senja yang kelabu, tampak sang raja beserta rombongannya dalam
perjalanan pulang ke kerajaan dari berburu di hutan. Hari itu adalah hari
tersial yang sangat menjengkelkan hati karena tidak ada satu buruan pun yang
berhasil dibawa pulang. Seolah-olah anak panah dan busur tidak bisa dikendalikan
dengan baik seperti biasanya.
Setibanya
di pinggir hutan, raja memutuskan beristirahat sejenak di rumah sederhana milik
seorang pemburu yang terkenal karena kehebatannya memanah. Dengan
tergopoh-gopoh, si pemburu menyambut kedatangan raja beserta rombongannya.
Setelah
berbasa-basi, tiba-tiba si pemburu berkata, "Maaf baginda, sepertinya
baginda sedang jengkel dan tidak bahagia. Apakah hasil buruan hari ini tidak
memuaskan baginda?"
Bukannya
menjawab pertanyaan, sang raja malah beranjak menghampiri sebuah busur tanpa
tali yang tergeletak di sudut ruangan. "Pemburu, kenapa busurmu tidak
terpasang talinya? Apakah engkau sudah tidak akan memanah lagi?" tanya
sang raja dengan nada heran dan terkejut.
"Bukan
begitu baginda, tali busur memang sengaja hamba lepas agar busur itu bisa
‘istirahat'. Jadi, ketika talinya hamba pasang kembali, busur itu tetap lentur
untuk melontarkan anak panahnya. Karena berdasarkan pengalaman hamba, tali
busur yang tegang terus menerus, tidak akan bisa dipakai untuk memanah secara optimal".
"Wah,
hebat sekali pengetahuanmu! Ternyata itu rahasia kehebatan memanahmu selama ini
ya," kata baginda.
"Memang,
kami turun temurun adalah pemburu. Dan pelajaran seperti ini sudah ada sejak
dari dulu. Untuk memaksimalkan alat berburu, kebiasaan seperti itulah yang
harus hamba lakukan. Mohon maaf baginda, masih ada pelajaran lainnya yang tidak
kalah penting yang biasa kami lakukan."
"Apa
itu?" tanya baginda penasaran.
"Menjaga
pikiran. Karena sehebat apapun busur dan anak panahnya, bila pikiran kita tidak
fokus, perasaan kita tidak seirama dengan tangan, anak panah dan busur, maka
hasilnya juga tidak akan maksimal untuk bisa mencapai sasaran buruan yang kita
inginkan".
Mendengar
penjelasan si pemburu, tampak sang raja terkesima untuk beberapa saat. Tiba-tiba
tawa sang raja memenuhi ruangan. "Terima kasih sobat. Terima kasih. Hari
ini rajamu mendapat pelajaran yang sangat berharga dari seorang pemburu yang
hebat."
Setelah
cukup beristirahat, raja pun berpamitan pulang dengan perasaan gembira. Dan
timbul keyakinan, lain kali pasti akan berhasil lebih baik.
--------
Kita butuh keahlian dalam mengatur irama kerja dan saat kapan kita harus beristirahat, agar keefektivitasan kerja tetap terjaga. Dan, kemampuan (untuk) fokus dalam melakukan segala kegiatan harus mampu kita bina dan tumbuh kembangkan.
Kita butuh keahlian dalam mengatur irama kerja dan saat kapan kita harus beristirahat, agar keefektivitasan kerja tetap terjaga. Dan, kemampuan (untuk) fokus dalam melakukan segala kegiatan harus mampu kita bina dan tumbuh kembangkan.
Dengan kemampuan mengunakan dua kekuatan tadi, tentu kita akan
menjadi manusia yang efektif dalam menggeluti usaha dan pasti (hasilnya) akan
maksimal dan memuaskan
Jumat, 23 Oktober 2009
WAKTU
masih kecil, Anda mungkin pernah mendengar kisah adaptasi ‘The Little Engine
That Could’? Buku itu bercerita tentang kereta api yang bergerak ke bukit
dengan perlahan dan tersendat. Lokomotifnya berkata pada diri sendiri, “Aku
bisa, aku bisa, aku bisa.” Kereta pun terus bergerak perlahan naik hingga tiba
di bukit dengan selamat.
Pelajaran
sederhana yang dapat diberikan ialah: percayalah pada kemampuan diri sendiri.
Seandainya lokomotif itu tidak percaya akan kemampuannya tiba di atas bukit,
bisa jadi kisah dalam buku itu berakhir menyedihkan.
Bukan
hanya lokomotif itu saja yang dapat mengatakan, “Aku bisa, aku bisa, aku bisa”,
tetapi Anda pun dapat melakukan yang sama. William Arthur Ward, penulis kondang
asal Amerika mengatakan, ”Saya adalah pemenang karena saya berpikir seperti
pemenang, bersiap jadi pemenang, dan bekerja serupa pemenang.” Ward betul, jika
Anda berpikir menjadi seorang pemenang, maka memang benar Anda seorang
pemenang.
Kisah
heroik lokomotif itu dalam dunia nyata dibuktikan sendiri oleh Hendrawan, atlet
bulutangkis Indonesia. Tahun 1997, Hendrawan dinyatakan sudah habis oleh PBSI.
Karena faktor usia dan prestasinya yang menurun, PBSI bermaksud mengeluarkan
Hendrawan dari Tim Pelatnas. Tapi Hendrawan punya keyakinan sendiri, bahwa ia
percaya kemampuannya dan belumlah habis. Hendrawan masih percaya bahwa ia dapat
meraih prestasi yang lebih baik lagi. Dengan keyakinan dan kepercayaan diri
yang tinggi, dan diiringi kerja keras yang tidak lelah, Hendrawan menunjukkan
kepada dunia bahwa ia memang mampu meraih prestasi luar biasa.
Hendrawan
membuktikan kemampuannya telah sempat dinyatakan sudah habis. Tahun 1998,
Hendrawan menjadi penentu kemenangan Tim Thomas Indonesia. Juga ia menjuarai
Singapura Terbuka. Kemudian di tahun 2000, Hendrawan kembali menjadi penentu
kemenangan Tim Thomas Indonesia. Di tahun itu pula ia mengukir namanya dengan
meraih medali perak dalam Olimpiade Sydney. Masih di tahun yang sama, ia
menjadi runner up Jepang Terbuka. Dan pada tahun 2001, ia menjadi Juara Dunia
Tunggal Putra, sebuah gelar yang menjadi idaman pebulutangkis manapun di dunia.
Tahun 2002, ia kembali membawa Indonesia mempertahankan Piala Thomas ke Tanah
Air.
Percaya
kemampuan diri sendiri tak harus ditunjukkan oleh mereka yang berprofesi
sebagai atlet, yang bekerja di kantoran, yang mempunyai stamina fisik yang
prima, atau mereka yang masih muda dan memiliki semangat menggebu-gebu. Percaya
pada diri sendiri, percaya akan kemampuannya, dapat ditunjukkan oleh siapa pun.
Tanpa mengenal pekerjaan, status, umur, dan jenis kelamin.
Tahun
1988, nama Mak Eroh sempat menyedot publik nasional. Saat itu, semua orang
ramai memperbincangkannya . Mak Eroh, waktu itu berumur 50 tahun, perempuan
dari Kampung Pasirkadu, Desa Santana Mekar, Kecamatan Cisayong, Kabupaten
Tasikmalaya, Jawa Barat memang telah mengukir prestasi besar.
Apa
yang membuat nama Mak Eroh melambung? Mak Eroh, bergelantungan seorang diri di
lereng yang tegak di tebing cadas, di lereng timur laut Gunung Galunggung. Mak
Eroh berhasil berjuang sendirian membuat saluran air sepanjang 47 hari. Ketika
pertama kali Mak Eroh melakukannya, banyak masyarakat sekitar yang mencibir
tindakannya. Tapi hal itu tidak menyurutkan langkahnya untuk terus bekerja. Mak
Eroh percaya akan kemampuan nya, walau saat itu usianya boleh dibilang tidak
muda. Seorang wanita yang mustinya menikmati hari tuanya dengan menimang atau
bermain dengan cucu.
Mak
Eroh yang hanya mengecap pendidikan hingga kelas III SD dan memiliki tiga orang
anak, dalam aksinya menggunakan tali areuy, tali sejenis rotan sebagai penahan
ketika bergelantungan. Sedangkan alat yang dipakai untuk ‘mengebor’ tebing
cadas hanyalah cangkul dan balincong, serupa linggis pendek.
Saluran
untuk mengalirkan air dari Sungai Cilutung akhirnya berhasil diselesaikan.
Berhentikah tindakan Mak Eroh mengebor tebing cadas? Belum. Dengan semangat
yang tak kenal menyerah, Mak Eroh melanjutkan membuat saluran air berikutnya
sepanjang 4,5 kilometer mengitari 8 bukit dengan kemiringan 60-90 derajat.
Bukan main! Pengerjaannya kali ini dibantu oleh warga desa yang mau
membantunya, setelah melihat dengan mata kepala sendiri hasil yang telah
dilakukan Mak Eroh. Dalam waktu 2,5 tahun, pekerjaan lanjutan itu terselesaikan
dengan baik. Hasilnya? Bukan hanya lahan pertanian sawah Desa Santana Mekar
yang terairi sepanjang tahun. Tapi juga dua desa tetangga yang ikut menikmati
kucuran air hasil kerja keras Mak Eroh setelah warganya membuat saluran
penerus, yaitu Desa Indrajaya dan Sukaratu.
Aksi
Mak Eroh akhirnya sampai juga ketelinga Presiden Suharto. Atas aksinya yang
tergolong berani dan memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat sekitar, Mak
Eroh mendapat penghargaan Upakarti Lingkungan Hidup pada tahun 1988. Setahun
kemudian, dia juga meraih penghargaan lingkungan dari PBB.
Dua
kisah di atas memberi hikmah bahwa sebenarnya kita memiliki kepercayaan diri
yang tinggi atas kemampuan yang dimiliki. Seperti yang dikatakan oleh Mary Kay
Ash, pengusaha kosmetik sukses asal Amerika, ”Anda bisa melakukannya jika Anda
berpikir demikian, dan jika Anda kira tidak dapat melakukannya, Anda benar.”
Percaya akan kemampuan diri sendiri. Jadilah lokomotif, dan teruslah bergerak
untuk maju.
“Jika
ada keyakinan yang dapat menggerakkan gunung, itu adalah keyakinan dalam diri
Anda.”
– Marie von Ebner-Eschenbach, penulis, 1830-1916
– Marie von Ebner-Eschenbach, penulis, 1830-1916
Selasa, 20 Oktober 2009
Gratis Sepanjang Masa
Suatu sore, seorang anak menghampiri ibunya di dapur. Ia
menyerahkan selembar kertas yang telah ditulisinya. Setelah sang ibu
mengeringkan tangannya dengan celemek. Ia pun membaca tulisan itu dan inilah
isinya:
Untuk
memotong rumput Rp. 5000
Untuk membersihkan kamar tidur minggu ini Rp. 5000
Untuk pergi ke toko disuruh ibu Rp. 3000
Untuk menjaga adik waktu ibu belanja Rp. 5000
Untuk membuang sampah Rp. 1000
Untuk nilai yang bagus Rp. 3000
Untuk membersihkan dan menyapu halaman Rp. 3000
Jadi jumlah utang ibu adalah Rp. 25000
Untuk membersihkan kamar tidur minggu ini Rp. 5000
Untuk pergi ke toko disuruh ibu Rp. 3000
Untuk menjaga adik waktu ibu belanja Rp. 5000
Untuk membuang sampah Rp. 1000
Untuk nilai yang bagus Rp. 3000
Untuk membersihkan dan menyapu halaman Rp. 3000
Jadi jumlah utang ibu adalah Rp. 25000
Sang
ibu memandangi anaknya dengan penuh harap. Berbagai kenangan terlintas dalam
benak sang ibu. Lalu ia mengambil pulpen, membalikkan kertasnya. Dan inilah
yang ia tuliskan:
Untuk sembilan bulan ibu mengandung kamu, gratis
Untuk semua malam ibu menemani kamu, gratis
Untuk membawamu ke dokter dan mengobati saat kamu sakit, serta mendoakan kamu, gratis
Untuk semua saat susah dan air mata dalam mengurus kamu, gratis
Kalau dijumlahkan semua, harga cinta ibu adalah gratis
Untuk semua mainan, makanan, dan baju, gratis
Anakku… dan kalau kamu menjumlahkan semuanya,
Akan kau dapati bahwa harga cinta ibu adalah GRATIS
Untuk sembilan bulan ibu mengandung kamu, gratis
Untuk semua malam ibu menemani kamu, gratis
Untuk membawamu ke dokter dan mengobati saat kamu sakit, serta mendoakan kamu, gratis
Untuk semua saat susah dan air mata dalam mengurus kamu, gratis
Kalau dijumlahkan semua, harga cinta ibu adalah gratis
Untuk semua mainan, makanan, dan baju, gratis
Anakku… dan kalau kamu menjumlahkan semuanya,
Akan kau dapati bahwa harga cinta ibu adalah GRATIS
Seusai
membaca apa yang ditulis ibunya, sang anak pun berlinang air mata dan menatap
wajah ibunya, dan berkata: “Bu, aku sayang sekali sama ibu” ia kemudian
mendekap ibunya. Sang ibu tersenyum sambil mencium rambut buah hatinya.”Ibupun
sayang kamu nak” kata sang ibu.
Kemudian
sang anak mengambil pulpen dan menulis sebuah kata dengan huruf-huruf besar
sambil diperhatikan sang ibu: “LUNAS”
======
Sahabat, seberapapun jasa yang tlah kita berikan kepada ibu, seberapapun uang yang kita dapatkan dan kita berikan kepada ibu, atau seberapapun liter keringat kerja yang kita kumpulkan untuk ibu, tidak akan dapat mengganti kasih sayang seorang ibu.Kasih ibu sepanjang masa. dapatkah kita menukar kasih sayang ibu itu dengan materi? menukar dengan bilangan angka?atau menukar dengan rangkaian kata terima kasih? Tidak sahabat, sama sekali tidak bisa. Oleh karenanya sahabatqu, Berbuat baiklah kepadanya, sayangilah beliau, cintailah beliau, dan doakanlah beliau…
Sahabat, seberapapun jasa yang tlah kita berikan kepada ibu, seberapapun uang yang kita dapatkan dan kita berikan kepada ibu, atau seberapapun liter keringat kerja yang kita kumpulkan untuk ibu, tidak akan dapat mengganti kasih sayang seorang ibu.Kasih ibu sepanjang masa. dapatkah kita menukar kasih sayang ibu itu dengan materi? menukar dengan bilangan angka?atau menukar dengan rangkaian kata terima kasih? Tidak sahabat, sama sekali tidak bisa. Oleh karenanya sahabatqu, Berbuat baiklah kepadanya, sayangilah beliau, cintailah beliau, dan doakanlah beliau…
Selasa, 20 Oktober 2009
Disuatu
sore hari pada saat aku pulang kantor dengan mengendarai sepeda motor, aku
disuguhkan suatu drama kecil yang sangat menarik, seorang anak kecil berumur
lebih kurang sepuluh tahun dengan sangat sigapnya menyalip disela-sela
kepadatan kendaraan disebuah lampu merah perempatan jalan di Jakarta .
Dengan
membawa bungkusan yang cukup banyak diayunkannya sepeda berwarna biru muda,
sambil membagikan bungkusan tersebut ,ia menyapa akrab setiap orang, dari
Tukang koran , Penyapu jalan, Tuna wisma sampai Pak polisi.
Pemandangan
ini membuatku tertarik, pikiran ku langsung melayang membayangkan apa yang
diberikan si anak kecil tersebut dengan bungkusannya, apakah dia berjualan ?
“kalau dia berjualan apa mungkin seorang tuna wisma menjadi langganan tetapnya
atau…??, untuk membunuh rasa penasaran ku, aku pun membuntuti si anak kecil
tersebut sampai disebrang jalan , setelah itu aku langsung menyapa anak
tersebut untuk aku ajak berbincang-bincang. De, “boleh kakak bertanya” ?
silahkan kak, kalau boleh tahu yang barusan adik bagikan ketukang koran, tukang
sapu, peminta-minta bahkan pak polisi, itu apa ?, oh… itu bungkusan nasi dan
sedikit lauk kak, memang kenapa kak!, dengan sedikit heran , sambil ia balik
bertanya. Oh.. tidak! , kakak Cuma tertarik cara kamu membagikan bungkusan itu,
kelihatan kamu sudah terbiasa dan cukup akrab dengan mereka. Apa kamu sudah
lama kenal dengan mereka?
Lalu
,Adik kecil ini mulai bercerita, “Dulu ! aku dan ibuku sama seperti mereka
hanya seorang tuna wisma ”,setiap hari bekerja hanya mengharapkan belaskasihan
banyak orang, dan seperti kakak ketahui hidup di Jakarta begitu sulit, sampai
kami sering tidak makan, waktu siang hari kami kepanasan dan waktu malam hari
kami kedinginan ditambah lagi pada musim hujan kami sering kehujanan, apabila
kami mengingat waktu dulu, kami sangat-sangat sedih , namun setelah ibu ku
membuka warung nasi, kehidupan keluarga kami mulai membaik.
Maka
dari itu ibu selalu mengingatkanku, bahwa masih banyak orang yang susah seperti
kita dulu , jadi kalau saat ini kita diberi rejeki yang cukup , kenapa kita
tidak dapat berbagi kepada mereka.
Yang
ibu ku selalu katakan “ hidup harus berarti buat banyak orang “,
karena pada saat kita kembali kepada Sang Pencipta tidak ada yang
kita bawa, hanya satu yang kita bawa yaitu Kasih kepada sesama serta
Amal dan Perbuatan baik kita , kalau hari ini kita bisa mengamalkan sesuatu
yang baik buat banyak orang , kenapa kita harus tunda.
Karena
menurut ibuku umur manusia terlalu singkat , hari ini kita memiliki segalanya,
namun satu jam kemudian atau besok kita dipanggil Sang Pencipta,” Apa yang kita
bawa”?. Kata-kata adik kecil ini sangat menusuk hati ku, saat itu juga aku
merasa menjadi orang yang tidak berguna, bahkan aku merasa tidak lebih dari
seonggok sampah yang tidak ada gunanya,dibandingkan adik kecil ini.
Aku
yang selama ini merasa menjadi orang hebat dengan pendidikan dan
jabatan tinggi, namun untuk hal seperti ini, aku merasa lebih bodoh dari anak
kecil ini, aku malu dan sangat malu. Yah.. Tuhan, Ampuni aku, ternyata
kekayaan, kehebatan dan jabatan tidak mengantarku kepada Mu
Terima kasih adik kecil, kamu adalah malaikat ku yang menyadarkan aku dari tidur nyenyak ku.
"Hidup akan berarti jika kita mau membagikan sesuatu untuk orang lain dan tidak hanya fokus untuk menyenangkan diri kita sendiri
Terima kasih adik kecil, kamu adalah malaikat ku yang menyadarkan aku dari tidur nyenyak ku.
"Hidup akan berarti jika kita mau membagikan sesuatu untuk orang lain dan tidak hanya fokus untuk menyenangkan diri kita sendiri
Slasa, 20 Oktober 2009
Seorang
tukang kayu tua bermaksud pensiun dari pekerjaannya di sebuah perusahaan
konstruksi real estate. Ia menyampaikan keinginannya tersebut pada pemilik
perusahaan. Tentu saja, karena tak bekerja, ia akan kehilangan penghasilan
bulanannya, tetapi keputusan itu sudah bulat. Ia merasa lelah. Ia ingin
beristirahat dan menikmati sisa hari tuanya dengan penuh kedamaian bersama
istri dan keluarganya.
Pemilik
perusahaan merasa sedih kehilangan salah seorang pekerja terbaiknya. Ia lalu
memohon pada tukang kayu tersebut untuk membuatkan sebuah rumah untuk dirinya.
Tukang
kayu mengangguk menyetujui permohonan pribadi pemilik perusahaan itu. Tapi,
sebenarnya ia merasa terpaksa. Ia ingin segera berhenti. Hatinya tidak
sepenuhnya dicurahkan. Dengan ogah-ogahan ia mengerjakan proyek itu. Ia cuma
menggunakan bahan-bahan sekedarnya. Akhirnya selesailah rumah yang diminta.
Hasilnya bukanlah sebuah rumah baik. Sungguh sayang ia harus mengakhiri
kariernya dengan prestasi yang tidak begitu mengagumkan.
Ketika
pemilik perusahaan itu datang melihat rumah yang dimintanya, ia menyerahkan
sebuah kunci rumah pada si tukang kayu. “Ini adalah rumahmu, ” katanya, “hadiah
dari kami.”
Betapa
terkejutnya si tukang kayu. Betapa malu dan menyesalnya. Seandainya saja ia
mengetahui bahwa ia sesungguhnya mengerjakan rumah untuk dirinya sendiri, ia
tentu akan mengerjakannya dengan cara yang lain sama sekali. Kini ia harus
tinggal di sebuah rumah yang tak terlalu bagus hasil karyanya sendiri.
Itulah
yang terjadi pada kehidupan kita. Kadangkala, banyak dari kita yang membangun
kehidupan dengan cara yang membingungkan. Lebih memilih berusaha ala kadarnya
ketimbang mengupayakan yang baik. Bahkan, pada bagian-bagian terpenting dalam
hidup kita tidak memberikan yang terbaik. Pada akhir perjalanan kita terkejut
saat melihat apa yang telah kita lakukan dan menemukan diri kita hidup di dalam
sebuah rumah yang kita ciptakan sendiri.
Seandainya kita menyadarinya sejak semula kita akan menjalani hidup ini dengan cara yang jauh berbeda.
Seandainya kita menyadarinya sejak semula kita akan menjalani hidup ini dengan cara yang jauh berbeda.
Renungkan
bahwa kita adalah si tukang kayu. Renungkan rumah yang sedang kita bangun.
Setiap hari kita memukul paku, memasang papan, mendirikan dinding dan atap.
Mari kita selesaikan rumah kita dengan sebaik-baiknya seolah-olah hanya
mengerjakannya sekali saja dalam seumur hidup. Biarpun kita hanya hidup satu
hari, maka dalam satu hari itu kita pantas untuk hidup penuh keagungan dan
kejayaan. Apa yang bisa diterangkan lebih jelas lagi. Hidup
kita esok adalah akibat sikap dan pilihan yang kita perbuat hari ini. Hari perhitungan adalah milik Tuhan, bukan kita, karenanya pastikan kita pun akan masuk dalam barisan kemenangan
kita esok adalah akibat sikap dan pilihan yang kita perbuat hari ini. Hari perhitungan adalah milik Tuhan, bukan kita, karenanya pastikan kita pun akan masuk dalam barisan kemenangan
Selasa, 20 Oktober 2009
Suatu
ketika, tersebutlah seorang raja yang kaya raya. Kekayaannya sangat melimpah.
Emas, permata, berlian, dan semua batu berharga telah menjadi miliknya. Tanah
kekuasaannya, meluas hingga sejauh mata memandang. Puluhan istana, dan ratusan
pelayan siap menjadi hambanya.
Karena
ia memerintah dengan tangan besi, apapun yang diinginkannya hampir selalu
diraihnya. Namun, semua itu tak membuatnya merasa cukup. Ia selalu merasa
kekurangan. Tidurnya tak nyenyak, hatinya selalu merasa tak bahagia. Hidupnya,
dirasa sangatlah menyedihkan.
Suatu hari, dipanggillah salah seorang prajurit tebaiknya. Sang Raja lalu berkata, “Aku telah punya banyak harta. Namun, aku tak pernah merasa bahagia. Karena itu, ujar sang raja, “aku akan memerintahkanmu untuk memenuhi keinginanku. Pergilah kau ke seluruh penjuru negeri, dari pelosok ke pelosok, dan temukan orang yang paling berbahagia di negeri ini. Lalu, bawakan pakaiannya kepadaku.”
Suatu hari, dipanggillah salah seorang prajurit tebaiknya. Sang Raja lalu berkata, “Aku telah punya banyak harta. Namun, aku tak pernah merasa bahagia. Karena itu, ujar sang raja, “aku akan memerintahkanmu untuk memenuhi keinginanku. Pergilah kau ke seluruh penjuru negeri, dari pelosok ke pelosok, dan temukan orang yang paling berbahagia di negeri ini. Lalu, bawakan pakaiannya kepadaku.”
“Carilah
hingga ujung-ujung cakrawala dan buana. Jika aku bisa mendapatkan pakaian itu,
tentu, aku akan dapat merasa bahagia setiap hari. Aku tentu akan dapat
membahagiakan diriku dengan pakaian itu. Temukan sampai dapat! ” perintah sang
Raja kepada prajuritnya. “Dan aku tidak mau kau kembali tanpa pakaian itu.
Atau, kepalamu akan kupenggal !!
Mendengar
titah sang Raja, prajurit itupun segera beranjak. Disiapkannya ratusan pasukan
untuk menunaikan tugas. Berangkatlah mereka mencari benda itu. Mereka pergi
selama berbulan-bulan, menyusuri setiap penjuru negeri. Seluas cakrawala,
hingga ke ujung-ujung buana, seperti perintah Raja. Di telitinya setiap kampung
dan desa, untuk mencari orang yang paling berbahagia, dan mengambil pakaiannya.
Sang
Raja pun mulai tak sabar menunggu. Dia terus menunggu, dan menunggu hingga
jemu. Akhirnya, setelah berbulan-bulan pencarian, prajurit itu kembali. Ah, dia
berjalan tertunduk, merangkak dengan tangan dan kaki di lantai, tampak seperti
sedang memohon ampun pada Raja. Amarah Sang Raja mulai muncul, saat prajurit
itu datang dengan tangan hampa.
“Kemari cepat!!. “Kau punya waktu 10 hitungan sebelum kepalamu di penggal. Jelaskan padaku mengapa kau melanggar perintahku. Mana pakaian kebahagiaan itu!” gurat-gurat kemarahan sang raja tampak memuncak.
Dengan airmata berlinang, dan badan bergetar, perlahan prajurit itu mulai angkat bicara. “Duli tuanku, aku telah memenuhi perintahmu. Aku telah menyusuri penjuru negeri, seluas cakrawala, hingga ke ujung-ujung buana, untuk mencari orang yang paling berbahagia. Akupun telah berhasil menemukannya.
“Kemari cepat!!. “Kau punya waktu 10 hitungan sebelum kepalamu di penggal. Jelaskan padaku mengapa kau melanggar perintahku. Mana pakaian kebahagiaan itu!” gurat-gurat kemarahan sang raja tampak memuncak.
Dengan airmata berlinang, dan badan bergetar, perlahan prajurit itu mulai angkat bicara. “Duli tuanku, aku telah memenuhi perintahmu. Aku telah menyusuri penjuru negeri, seluas cakrawala, hingga ke ujung-ujung buana, untuk mencari orang yang paling berbahagia. Akupun telah berhasil menemukannya.
Kemudian,
sang Raja kembali bertanya, “Lalu, mengapa tak kau bawa pakaian kebahagiaan
yang dimilikinya?
Prajurit
itu menjawab, “Ampun beribu ampun, duli tuanku, orang yang paling berbahagia
itu, TIDAK mempunyai pakaian yang bernama kebahagiaan.”
***
Teman, bisa jadi, memang tak ada pakaian yang bernama kebahagiaan. Sebab, kebahagiaan, seringkali memang tak membutuhkan apapun, kecuali perasaan itu sendiri. Rasa itu hadir, dalam bentuk-bentuk yang sederhana, dan dalam wujud-wujud yang bersahaja.
***
Teman, bisa jadi, memang tak ada pakaian yang bernama kebahagiaan. Sebab, kebahagiaan, seringkali memang tak membutuhkan apapun, kecuali perasaan itu sendiri. Rasa itu hadir, dalam bentuk-bentuk yang sederhana, dan dalam wujud-wujud yang bersahaja.
Seringkali
memang, kebahagiaan tak di temukan dalam gemerlap harta dan permata. Seringkali
memang, kebahagiaan, tak hadir dalam indahnya istana-istana megah. Dan ya,
kebahagiaan, seringkali memang tak selalu ada pada besarnya penghasilan kita,
mewahnya rumah kita, gemerlap lampu kristal yang kita miliki, dan indahnya
jalinan sutra yang kita sandang.
Seringkali
malah, kebahagiaan hadir pada kesederhanaan, pada kebersahajaan. Seringkali
rasa itu muncul pada rumah-rumah kecil yang orang-orang di dalamnya mau
mensyukuri keberadaan rumah itu. Seringkali, kebahagiaan itu hadir, pada
jalin-jemalin syukur yang tak henti terpanjatkan pada Ilahi.
Sebab,
teman, kebahagiaan itu memang adanya di hati, di dalam kalbu ini. Kebahagiaan,
tak berada jauh dari kita, asalkan kita mau menjumpainya. Ya, asalkan kita mau
mensyukuri apa yang kita punyai, dan apa yang kita miliki
Selasa,
03 November 2009
Dikisahkan,
suatu hari ada seorang anak muda yang tengah menanjak karirnya tapi merasa
hidupnya tidak bahagia. Istrinya sering mengomel karena merasa keluarga tidak
lagi mendapat waktu dan perhatian yang cukup dari si suami. Orang tua dan
keluarga besar, bahkan menganggapnya sombong dan tidak lagi peduli kepada
keluarga besar. Tuntutan pekerjaan membuatnya kehilangan waktu untuk keluarga,
teman-teman lama, bahkan saat merenung bagi dirinya sendiri.
Hingga
suatu hari, karena ada masalah, si pemuda harus mendatangi salah seorang
petinggi perusahaan di rumahnya. Setibanya di sana, dia sempat terpukau saat
melewati taman yang tertata rapi dan begitu indah.
"Hai
anak muda. Tunggulah di dalam. Masih ada beberapa hal yang harus Bapak
selesaikan," seru tuan rumah. Bukannya masuk, si pemuda menghampiri dan
bertanya, "Maaf, Pak. Bagaimana Bapak bisa merawat taman yang begitu indah
sambil tetap bekerja dan bisa membuat keputusan-keputusan hebat di perusahaan
kita?"
Tanpa
mengalihkan perhatian dari pekerjaan yang sedang dikerjakan, si bapak menjawab
ramah, "Anak muda, mau lihat keindahan yang lain? Kamu boleh kelilingi
rumah ini. Tetapi, sambil berkeliling, bawalah mangkok susu ini. Jangan tumpah
ya. Setelah itu kembalilah kemari".
Dengan
sedikit heran, namun senang hati, diikutinya perintah itu. Tak lama kemudian,
dia kembali dengan lega karena mangkok susu tidak tumpah sedikit pun. Si bapak
bertanya, "Anak muda. Kamu sudah lihat koleksi batu-batuanku? Atau bertemu
dengan burung kesayanganku?"
Sambil
tersipu malu, si pemuda menjawab, "Maaf Pak, saya belum melihat apa pun
karena konsentrasi saya pada mangkok susu ini. Baiklah, saya akan pergi
melihatnya."
Saat
kembali lagi dari mengelilingi rumah, dengan nada gembira dan kagum dia
berkata, "Rumah Bapak sungguh indah sekali, asri, dan nyaman." tanpa
diminta, dia menceritakan apa saja yang telah dilihatnya. Si Bapak mendengar
sambil tersenyum puas sambil mata tuanya melirik susu di dalam mangkok yang
hampir habis.
Menyadari lirikan si bapak ke arah mangkoknya, si pemuda berkata, "Maaf Pak, keasyikan menikmati indahnya rumah Bapak, susunya tumpah semua".
Menyadari lirikan si bapak ke arah mangkoknya, si pemuda berkata, "Maaf Pak, keasyikan menikmati indahnya rumah Bapak, susunya tumpah semua".
"Hahaha!
Anak muda. Apa yang kita pelajari hari ini? Jika susu di mangkok itu utuh, maka
rumahku yang indah tidak tampak olehmu. Jika rumahku terlihat indah di matamu,
maka susunya tumpah semua. Sama seperti itulah kehidupan, harus seimbang.
Seimbang menjaga agar susu tidak tumpah sekaligus rumah ini juga indah di
matamu. Seimbang membagi waktu untuk pekerjaan dan keluarga. Semua kembali ke
kita, bagaimana membagi dan memanfaatkannya. Jika kita mampu menyeimbangkan dengan
bijak, maka pasti kehidupan kita akan harmonis".
Seketika
itu si pemuda tersenyum gembira, "Terima kasih, Pak. Tidak diduga saya
telah menemukan jawaban kegelisahan saya selama ini. Sekarang saya tahu, kenapa
orang-orang menjuluki Bapak sebagai orang yang bijak dan baik hati".
==============================================
Dapat
membuat kehidupan seimbang tentu akan mendatangkan keharmonisan dan
kebahagiaan. Namun bisa membuat kehidupan menjadi seimbang, itulah yang tidak
mudah.
Saya kira, kita membutuhkan proses pematangan pikiran dan mental.
Butuh pengorbanan, perjuangan, dan pembelajaran terus menerus. Dan yang pasti,
untuk menjaga supaya tetap bisa hidup seimbang dan harmonis, ini bukan urusan 1
atau 2 bulan, bukan masalah 5 tahun atau 10 tahun, tetapi kita butuh selama
hidup. Selamat berjuang
Selasa, 03 November 2009
Dikisahkan,
biasanya di hari ulang tahun Putri, ibu pasti sibuk di dapur memasak dan
menghidangkan makanan kesukaannya. Tepat saat yang ditunggu, betapa kecewa hati
si Putri, meja makan kosong, tidak tampak sedikit pun bayangan makanan
kesukaannya tersedia di sana. Putri kesal, marah, dan jengkel.
"Huh,
ibu sudah tidak sayang lagi padaku. Sudah tidak ingat hari ulang tahun anaknya
sendiri, sungguh keterlaluan," gerutunya dalam hati. "Ini semua pasti
gara-gara adinda sakit semalam sehingga ibu lupa pada ulang tahun dan makanan
kesukaanku. Dasar anak manja!"
Ditunggu
sampai siang, tampaknya orang serumah tidak peduli lagi kepadanya. Tidak ada
yang memberi selamat, ciuman, atau mungkin memberi kado untuknya.
Dengan
perasaan marah dan sedih, Putri pergi meninggalkan rumah begitu saja. Perut
kosong dan pikiran yang dipenuhi kejengkelan membuatnya berjalan sembarangan.
Saat melewati sebuah gerobak penjual bakso dan mencium aroma nikmat, tiba-tiba
Putri sadar, betapa lapar perutnya! Dia menatap nanar kepulan asap di atas
semangkuk bakso.
"Mau
beli bakso, neng? Duduk saja di dalam," sapa si tukang bakso.
"Mau,
bang. Tapi saya tidak punya uang," jawabnya tersipu malu.
"Bagaimana
kalau hari ini abang traktir kamu? Duduklah, abang siapin mi bakso yang super
enak."
Putri
pun segera duduk di dalam.
Tiba-tiba,
dia tidak kuasa menahan air matanya, "Lho, kenapa menangis, neng?"
tanya si abang.
"Saya
jadi ingat ibu saya, nang. Sebenarnya... hari ini ulang tahun saya. Malah
abang, yang tidak saya kenal, yang memberi saya makan. Ibuku sendiri tidak
ingat hari ulang tahunku apalagi memberi makanan kesukaanku. Saya sedih dan
kecewa, bang."
"Neng
cantik, abang yang baru sekali aja memberi makanan bisa bikin neng terharu
sampai nangis. Lha, padahal ibu dan bapak neng, yang ngasih makan tiap hari,
dari neng bayi sampai segede ini, apa neng pernah terharu begini? Jangan
ngeremehin orangtua sendiri neng, ntar nyesel lho."
Putri
seketika tersadar, "Kenapa aku tidak pernah berpikir seperti itu?"
Setelah
menghabiskan makanan dan berucap banyak terima kasih, Putri bergegas pergi.
Setiba di rumah, ibunya menyambut dengan pelukan hangat, wajah cemas sekaligus
lega,
"Putri,
dari mana kamu seharian ini, ibu tidak tahu harus mencari kamu ke mana. Putri,
selamat ulang tahun ya. Ibu telah membuat semua makanan kesukaan Putri. Putri
pasti lapar kan? Ayo nikmati semua itu."
"Ibu,
maafkan Putri, Bu," Putri pun menangis dan menyesal di pelukan ibunya. Dan
yang membuat Putri semakin menyesal, ternyata di dalam rumah hadir pula
sahabat-sahabat baik dan paman serta bibinya. Ternyata ibu Putri membuatkan
pesta kejutan untuk putri kesayangannya.
=====================================================
Saat
kita mendapat pertolongan atau menerima pemberian sekecil apapun dari orang
lain, sering kali kita begitu senang dan selalu berterima kasih. Sayangnya,
kadang kasih dan kepedulian tanpa syarat yang diberikan oleh orangtua dan
saudara tidak tampak di mata kita. Seolah menjadi kewajiban orangtua untuk
selalu berada di posisi siap membantu, kapan pun.
Bahkan, jika hal itu tidak terpenuhi, segera kita memvonis, yang
tidak sayanglah, yang tidak mengerti anak sendirilah, atau dilanda perasaan
sedih, marah, dan kecewa yang hanya merugikan diri sendiri. Maka untuk
itu, kita butuh untuk belajar dan belajar mengendalikan diri, agar kita
mampu hidup secara harmonis dengan keluarga, orangtua, saudara, dan dengan
masyarakat lainnya
Kamis, 29 Oktober 2009
Suatu
hari, tampak seorang pemuda tergesa-gesa memasuki sebuah restoran karena
kelaparan sejak pagi belum sarapan. Setelah memesan makanan, seorang anak
penjaja kue menghampirinya, "Om, beli kue Om, masih hangat dan enak
rasanya!"
"Tidak
Dik, saya mau makan nasi saja," kata si pemuda menolak.
Sambil
tersenyum si anak pun berlalu dan menunggu di luar restoran.
Melihat
si pemuda telah selesai menyantap makanannya, si anak menghampiri lagi dan
menyodorkan kuenya. Si pemuda sambil beranjak ke kasir hendak membayar makanan
berkata, "Tidak Dik, saya sudah kenyang."
Sambil
terus mengikuti si pemuda, si anak berkata, "Kuenya bisa dibuat oleh-oleh
pulang, Om."
Dompet
yang belum sempat dimasukkan ke kantong pun dibukanya kembali. Dikeluarkannya
dua lembar ribuan dan ia mengangsurkan ke anak penjual kue. "Saya tidak
mau kuenya. Uang ini anggap saja sedekah dari saya."
Dengan
senang hati diterimanya uang itu. Lalu, dia bergegas ke luar restoran, dan
memberikan uang pemberian tadi kepada pengemis yang berada di depan restoran.
Si
pemuda memperhatikan dengan seksama. Dia merasa heran dan sedikit tersinggung.
Ia langsung menegur, "Hai adik kecil, kenapa uangnya kamu berikan kepada
orang lain? Kamu berjualan kan untuk mendapatkan uang. Kenapa setelah uang ada
di tanganmu, malah kamu berikan ke si pengemis itu?"
"Om,
saya mohon maaf. Jangan marah ya. Ibu saya mengajarkan kepada saya untuk
mendapatkan uang dari usaha berjualan atas jerih payah sendiri, bukan dari
mengemis. Kue-kue ini dibuat oleh ibu saya sendiri dan ibu pasti kecewa, marah,
dan sedih, jika saya menerima uang dari Om bukan hasil dari menjual kue. Tadi
Om bilang, uang sedekah, maka uangnya saya berikan kepada pengemis itu."
Si
pemuda merasa takjub dan menganggukkan kepala tanda mengerti. "Baiklah,
berapa banyak kue yang kamu bawa? Saya borong semua untuk oleh-oleh." Si
anak pun segera menghitung dengan gembira.
Sambil
menyerahkan uang si pemuda berkata, "Terima kasih Dik, atas pelajaran hari
ini. Sampaikan salam saya kepada ibumu."
Walaupun
tidak mengerti tentang pelajaran apa yang dikatakan si pemuda, dengan gembira
diterimanya uang itu sambil berucap, "Terima kasih, Om. Ibu saya pasti
akan gembira sekali, hasil kerja kerasnya dihargai dan itu sangat berarti bagi
kehidupan kami."
===================================================
Ini
sebuah ilustrasi tentang sikap perjuangan hidup yang POSITIF dan TERHORMAT. Walaupun
mereka miskin harta, tetapi mereka kaya mental! Menyikapi kemiskinan bukan
dengan mengemis dan minta belas kasihan dari orang lain. Tapi dengan bekerja
keras, jujur, dan membanting tulang.
Jika setiap manusia mau melatih dan mengembangkan kekayaan mental
di dalam menjalani kehidupan ini, lambat atau cepat kekayaan mental yang telah
kita miliki itu akan mengkristal menjadi karakter, dan karakter itulah yang
akan menjadi embrio dari kesuksesan sejati yang mampu kita ukir dengan gemilang
Kamis, 29 Oktober 2009
Alkisah, ada seorang pemuda yang hidup sebatang kara. Pendidikan
rendah, hidup dari bekerja sebagai buruh tani milik tuan tanah yang kaya raya.
Walapun hidupnya sederhana tetapi sesungguhnya dia bisa melewati kesehariannya
dengan baik.
Pada suatu ketika, si pemuda merasa jenuh dengan kehidupannya. Dia tidak mengerti, untuk apa sebenarnya hidup di dunia ini. Setiap hari bekerja di ladang orang demi sesuap nasi. Hanya sekadar melewati hari untuk menunggu kapan akan mati. Pemuda itu merasa hampa, putus asa, dan tidak memiliki arti.
"Daripada tidak tahu hidup untuk apa dan hanya menunggu mati, lebih baik aku mengakhiri saja kehidupan ini," katanya dalam hati. Disiapkannya seutas tali dan dia berniat menggantung diri di sebatang pohon.
Pohon yang dituju, saat melihat gelagat seperti itu, tiba-tiba menyela lembut. "Anak muda yang tampan dan baik hati, tolong jangan menggantung diri di dahanku yang telah berumur ini. Sayang, bila dia patah. Padahal setiap pagi ada banyak burung yang hinggap di situ, bernyanyi riang untuk menghibur siapapun yang berada di sekitar sini."
Dengan bersungut-sungut, si pemuda pergi melanjutkan memilih pohon yang lain, tidak jauh dari situ. Saat bersiap-siap, kembali terdengar suara lirih si pohon, "Hai anak muda. Kamu lihat di atas sini, ada sarang tawon yang sedang dikerjakan oleh begitu banyak lebah dengan tekun dan rajin. Jika kamu mau bunuh diri, silakan pindah ke tempat lain. Kasihanilah lebah dan manusia yang telah bekerja keras tetapi tidak dapat menikmati hasilnya."
Sekali lagi, tanpa menjawab sepatah kata pun, si pemuda berjalan mencari pohon yang lain. Kata yang didengarpun tidak jauh berbeda, "Anak muda, karena rindangnya daunku, banyak dimanfaatkan oleh manusia dan hewan untuk sekadar beristirahat atau berteduh di bawah dedaunanku. Tolong jangan mati di sini."
Setelah pohon yang ketiga kalinya, si pemuda termenung dan berpikir, "Bahkan sebatang pohonpun begitu menghargai kehidupan ini. Mereka menyayangi dirinya sendiri agar tidak patah, tidak terusik, dan tetap rindang untuk bisa melindungi alam dan bermanfaat bagi makhluk lain".
Segera timbul kesadaran baru. "Aku manusia; masih muda, kuat, dan sehat. Tidak pantas aku melenyapkan kehidupanku sendiri. Mulai sekarang, aku harus punya cita-cita dan akan bekerja dengan baik untuk bisa pula bermanfaat bagi makhluk lain".
Si pemuda pun pulang ke rumahnya dengan penuh semangat dan perasaan lega.
=================================================
Kalau kita mengisi kehidupan ini dengan menggerutu, mengeluh, dan pesimis, tentu kita menjalani hidup ini (dengan) terasa terbeban dan saat tidak mampu lagi menahan akan memungkinkan kita mengambil jalan pintas yaitu bunuh diri.
Sebaliknya, kalau kita mampu menyadari sebenarnya kehidupan ini begitu indah dan menggairahkan, tentu kita akan menghargai kehidupan ini. Kita akan mengisi kehidupan kita, setiap hari penuh dengan optimisme, penuh harapan dan cita-cita yang diperjuangkan, serta mampu bergaul dengan manusia-manusia lainnya.
Maka, jangan melayani perasaan negatif. Usir segera. Biasakan memelihara pikiran positif, sikap positif, dan tindakan positif. Dengan demikian kita akan menjalani kehidupan ini penuh dengan syukur, semangat, dan sukses luar biasa
Pada suatu ketika, si pemuda merasa jenuh dengan kehidupannya. Dia tidak mengerti, untuk apa sebenarnya hidup di dunia ini. Setiap hari bekerja di ladang orang demi sesuap nasi. Hanya sekadar melewati hari untuk menunggu kapan akan mati. Pemuda itu merasa hampa, putus asa, dan tidak memiliki arti.
"Daripada tidak tahu hidup untuk apa dan hanya menunggu mati, lebih baik aku mengakhiri saja kehidupan ini," katanya dalam hati. Disiapkannya seutas tali dan dia berniat menggantung diri di sebatang pohon.
Pohon yang dituju, saat melihat gelagat seperti itu, tiba-tiba menyela lembut. "Anak muda yang tampan dan baik hati, tolong jangan menggantung diri di dahanku yang telah berumur ini. Sayang, bila dia patah. Padahal setiap pagi ada banyak burung yang hinggap di situ, bernyanyi riang untuk menghibur siapapun yang berada di sekitar sini."
Dengan bersungut-sungut, si pemuda pergi melanjutkan memilih pohon yang lain, tidak jauh dari situ. Saat bersiap-siap, kembali terdengar suara lirih si pohon, "Hai anak muda. Kamu lihat di atas sini, ada sarang tawon yang sedang dikerjakan oleh begitu banyak lebah dengan tekun dan rajin. Jika kamu mau bunuh diri, silakan pindah ke tempat lain. Kasihanilah lebah dan manusia yang telah bekerja keras tetapi tidak dapat menikmati hasilnya."
Sekali lagi, tanpa menjawab sepatah kata pun, si pemuda berjalan mencari pohon yang lain. Kata yang didengarpun tidak jauh berbeda, "Anak muda, karena rindangnya daunku, banyak dimanfaatkan oleh manusia dan hewan untuk sekadar beristirahat atau berteduh di bawah dedaunanku. Tolong jangan mati di sini."
Setelah pohon yang ketiga kalinya, si pemuda termenung dan berpikir, "Bahkan sebatang pohonpun begitu menghargai kehidupan ini. Mereka menyayangi dirinya sendiri agar tidak patah, tidak terusik, dan tetap rindang untuk bisa melindungi alam dan bermanfaat bagi makhluk lain".
Segera timbul kesadaran baru. "Aku manusia; masih muda, kuat, dan sehat. Tidak pantas aku melenyapkan kehidupanku sendiri. Mulai sekarang, aku harus punya cita-cita dan akan bekerja dengan baik untuk bisa pula bermanfaat bagi makhluk lain".
Si pemuda pun pulang ke rumahnya dengan penuh semangat dan perasaan lega.
=================================================
Kalau kita mengisi kehidupan ini dengan menggerutu, mengeluh, dan pesimis, tentu kita menjalani hidup ini (dengan) terasa terbeban dan saat tidak mampu lagi menahan akan memungkinkan kita mengambil jalan pintas yaitu bunuh diri.
Sebaliknya, kalau kita mampu menyadari sebenarnya kehidupan ini begitu indah dan menggairahkan, tentu kita akan menghargai kehidupan ini. Kita akan mengisi kehidupan kita, setiap hari penuh dengan optimisme, penuh harapan dan cita-cita yang diperjuangkan, serta mampu bergaul dengan manusia-manusia lainnya.
Maka, jangan melayani perasaan negatif. Usir segera. Biasakan memelihara pikiran positif, sikap positif, dan tindakan positif. Dengan demikian kita akan menjalani kehidupan ini penuh dengan syukur, semangat, dan sukses luar biasa
Rabu,
28 Oktober 2009
Di
Tiongkok pada zaman dahulu kala, hidup seorang panglima perang yang terkenal
karena memiliki keahlian memanah yang tiada tandingannya. Suatu hari, sang
panglima ingin memperlihatkan keahliannya memanah kepada rakyat. Lalu
diperintahkan kepada prajurit bawahannya agar menyiapkan papan sasaran serta
100 buah anak panah.
Setelah
semuanya siap, kemudian Sang Panglima memasuki lapangan dengan penuh percaya
diri, lengkap dengan perangkat memanah di tangannya.
Panglima
mulai menarik busur dan melepas satu persatu anak panah itu ke arah sasaran.
Rakyat bersorak sorai menyaksikan kehebatan anak panah yang melesat! Sungguh
luar biasa! Seratus kali anak panah dilepas, 100 anak panah tepat mengenai
sasaran.
Dengan
wajah berseri-seri penuh kebanggaan, panglima berucap, "Rakyatku, lihatlah
panglimamu! Saat ini, keahlian memanahku tidak ada tandingannya. Bagaimana
pendapat kalian?"
Di
antara kata-kata pujian yang diucapkan oleh banyak orang, tiba-tiba seorang tua
penjual minyak menyelutuk, "Panglima memang hebat ! Tetapi, itu hanya
keahlian yang didapat dari kebiasaan yang terlatih."
Sontak
panglima dan seluruh yang hadir memandang dengan tercengang dan bertanya-tanya,
apa maksud perkataan orang tua penjual minyak itu. Tukang minyak menjawab,
"Tunggu sebentar!" Sambil beranjak dari tempatnya, dia mengambil
sebuah uang koin Tiongkok kuno yang berlubang di tengahnya. Koin itu diletakkan
di atas mulut botol guci minyak yang kosong. Dengan penuh keyakinan, si penjual
minyak mengambil gayung penuh berisi minyak, dan kemudian menuangkan dari atas
melalui lubang kecil di tengah koin tadi sampai botol guci terisi penuh.
Hebatnya, tidak ada setetes pun minyak yang mengenai permukaan koin tersebut!
Panglima
dan rakyat tercengang. Merela bersorak sorai menyaksikan demonstrasi keahlian
si penjual minyak. Dengan penuh kerendahan hati, tukang minyak membungkukkan
badan menghormat di hadapan panglima sambil mengucapkan kalimat bijaknya,
"Itu hanya keahlian yang didapat dari kebiasaan yang terlatih! Kebiasaan
yang diulang terus menerus akan melahirkan keahlian."
=============================================================,
Dari cerita tadi, kita bisa mengambil satu hikmah yaitu: betapa
luar biasanya kekuatan kebiasaan. Habit is power!
Hasil
dari kebiasaan yang terlatih dapat membuat sesuatu yang sulit menjadi mudah dan
apa yang tidak mungkin menjadi mungkin.
Demikian pula, untuk memperoleh kesuksesan dalam kehidupan, kita
membutuhkan karakter sukses. Dan karakter sukses hanya bisa dibentuk
melalui kebiasaan-kebiasaan seperti berpikir positif, antusias, optimis,
disiplin, integritas, tanggung jawab, & lain sebagainya.
Mari
kita siap melatih, memelihara, dan mengembangkan kebiasaan berpikir sukses dan
bermental sukses secara berkesinambungan. Sehingga, karakter sukses yang telah
terbentuk akan membawa kita pada puncak kesuksesan di setiap perjuangan
kehidupan kita.
Sekali lagi: Kebiasaan yang diulang terus menerus, akan
melahirkan keahlian!
Sabtu,
17 Oktober 2009
Seperti
biasa Rudi, kepala cabang di sebuah perusahaan swasta terkemuka di Jakarta, tiba
di rumahnya pada pukul 9 malam. Tidak seperti biasanya, Imron, putra pertamanya
yang baru duduk di kelas dua SD yang membukakan pintu. Ia nampaknya sudah
menunggu cukup lama.
“Kok,
belum tidur?” sapa Rudi sambil mencium anaknya.
Biasanya,
Imron memang sudah lelap ketika ia pulang dan baru terjaga ketika ia akan
berangkat ke kantor pagi hari.
Sambil
membuntuti sang ayah menuju ruang keluarga, Imron menjawab, “Aku nunggu Ayah
pulang. Sebab aku mau tanya berapa sih gaji Ayah?”
“Lho,
tumben, kok nanya gaji Ayah? Mau minta uang lagi, ya?”
“Ah,
enggak. Pengen tahu aja.”
“Oke.
Kamu boleh hitung sendiri. Setiap hari Ayah bekerja sekitar 10 jam dan dibayar
Rp 400.000,-. Dan setiap bulan rata-rata dihitung 25 hari kerja, Jadi, gaji
Ayah dalam satu bulan berapa, hayo?”
Imron
berlari mengambil kertas dan pensilnya dari meja belajar, sementara ayahnya
melepas sepatu dan menyalakan televisi. Ketika Rudi beranjak menuju kamar untuk
berganti pakaian, Imron berlari mengikutinya.
“Kalau
satu hari ayah dibayar Rp 400.000,- untuk 10 jam, berarti satu jam ayah digaji
Rp 40.000,- dong,” katanya.
“Wah,
pinter kamu. Sudah, sekarang cuci kaki, bobok,” perintah Rudi.
Tetapi
Imron tak beranjak.
Sambil
menyaksikan ayahnya berganti pakaian, Imron kembali bertanya, “Ayah, aku boleh
pinjam uang Rp 5.000,- nggak?”
“Sudah,
nggak usah macam-macam lagi. Buat apa minta uang malam-malam begini? Ayah
capek. Dan mau mandi dulu. Tidurlah.”
“Tapi,
Ayah…” Kesabaran Rudi habis.
“Ayah
bilang tidur!” hardiknya mengejutkan Imron.
Anak
kecil itu pun berbalik menuju kamarnya. Usai mandi, Rudi nampak menyesali
hardikannya, Ia pun menengok Imron di kamar tidurnya. Anak kesayangannya itu
belum tidur. Imron didapatinya sedang terisak-isak pelan sambil memegang uang
Rp 15.000,- di tangannya.
Sambil
berbaring dan mengelus kepala bocah kecil itu, Rudi berkata, “Maafkan Ayah,
Nak. Ayah sayang sama Imron. Buat apa sih minta uang malam-malam begini? Kalau
mau beli mainan, besok’ kan bisa. Jangankan Rp 5.000 ,- lebih dari itu pun ayah
kasih.”
“Ayah,
aku nggak minta uang. Aku pinjam. Nanti aku kembalikan kalau sudah menabung
lagi dari uang jajan selama minggu ini.”
“Iya,
iya, tapi buat apa?” tanya Rudi lembut.
“Aku
menunggu Ayah dari jam 8. Aku mau ajak Ayah main ular tangga. Tiga puluh menit
saja. Ibu sering bilang kalau waktu Ayah itu sangat berharga. Jadi, aku mau
beli waktu ayah. Aku buka tabunganku, ada Rp 15.000,-. Tapi karena Ayah bilang
satu jam Ayah dibayar Rp 40.000,-, maka setengah jam harus Rp 20.000,-. Duit
tabunganku kurang Rp 5.000,-. Makanya aku mau pinjam dari Ayah,” kata Imron
polos.
Rudi
terdiam. Ia kehilangan kata-kata. Dipeluknya bocah kecil itu erat-erat
Kamis, 15 Oktober 2009
Pembaca,
jangan meremehkan imajinasi. Imajinasi bukanlah gambaran kosong atau
angan-angan tanpa isi. Sejarah telah membuktikan banyak tokoh terkenal menjadi
besar berkat imajinasinya yang luar biasa. Imajinasi ternyata mempunyai
kekuatan. Albert Einstein pernah mengatakan, “Energi mengikuti imajinasi”.
Tentu saja, Einstein serius dengan ucapannya. Apalagi Einstein mengamini hukum
kekekalan energi. Dia sendiri mengaku telah membuktikannya saat dia ditanya
bagaimana dia mampu menghasilkan begitu banyak teori spektakuler, dia menjawab
imajinasinyalah yang menjadi salah satu bahan bakar dari idenya itu.
Lantas,
bagaimanakah imajinasi yang dihasilkan pikiran kita bekerja?Pada prinsipnya,
perlu Anda sadari, pikiran kita adalah sebuah
magnet yang luar biasa. Pikiran kita mampu menjadi otopilot atas apa yang ingin kita wujudkan, yang kita cita-citakan bahkan yang sekadar kita imajinasikan.
magnet yang luar biasa. Pikiran kita mampu menjadi otopilot atas apa yang ingin kita wujudkan, yang kita cita-citakan bahkan yang sekadar kita imajinasikan.
Setiap
orang boleh mempunyai mimpi akan masa depan. Mimpi menjadi seorang penulis
hebat, misalnya, atau menjadi sastrawan, insinyur, dokter, dan sebagainya.
Dalam perwujudan mimpi inilah kekuatan imajinasi berperan. Sekali kita
merencanakan dan mematrikan imajinasi dalam pikiran kita, fisik kita pun mulai
mencari jalan bagaimana merealisasikan apa yang sudah kita pikirkan.
Untuk mudahnya, pembaca, ada dua kisah tentang kekuatan imajinasi yang ingin saya ceritakan di sini. Pertama, kisah hidup Mayor James Nesmeth, seorang tentara yang doyan main golf. Dia begitu tergila-gila dengan golf. Tapi sayang sekali, sebelum menikmati kesempatan itu, dia ditugaskan ke Vietnam Utara.
Untuk mudahnya, pembaca, ada dua kisah tentang kekuatan imajinasi yang ingin saya ceritakan di sini. Pertama, kisah hidup Mayor James Nesmeth, seorang tentara yang doyan main golf. Dia begitu tergila-gila dengan golf. Tapi sayang sekali, sebelum menikmati kesempatan itu, dia ditugaskan ke Vietnam Utara.
Sungguh
sial, saat di Vietnam dia ditangkap oleh tentara musuh dan dijebloskan ke
penjara yang pengap dan sempit. Dia tidak diberi kesempatan untuk berinteraksi
dengan siapa pun. Situasi pengap, kosong, dan beku itu sungguh menjadi siksaan
fisik dan mental yang meletihkan baginya.
Untungnya,
Nesmeth sadar dirinya harus menjaga pikirannya agar tidak sinting. Dia mulai
berlatih mental. Setiap hari, dengan
imajinasinya, dia membayangkan dirinya berada di padang golf yang indah dan memainkan golf 18 hole. Dia berimajinasi secara detail. Dia melakukannya rata-rata empat jam sehari selama tujuh tahun.
imajinasinya, dia membayangkan dirinya berada di padang golf yang indah dan memainkan golf 18 hole. Dia berimajinasi secara detail. Dia melakukannya rata-rata empat jam sehari selama tujuh tahun.
Lantas,
tujuh tahun kemudian, dia pun dibebaskan dari penjara. Namun, ada yang menarik
saat dia mulai bermain golf kembali untuk
pertama kalinya. Ternyata, Mayor James Nesmeth mampu mengurangi rata-rata 20 pukulan dari permainannya dulu. Orang-orang pun bertanya kepada siapa dia berlatih. Tentu saja, tidak dengan siapa pun. Yang jelas, dia hanya bermain dengan imajinasinya. Tetapi, ternyata itu berdampak pada hasil kemampuannya. Nah, inilah kekuatan imajinasi itu.
pertama kalinya. Ternyata, Mayor James Nesmeth mampu mengurangi rata-rata 20 pukulan dari permainannya dulu. Orang-orang pun bertanya kepada siapa dia berlatih. Tentu saja, tidak dengan siapa pun. Yang jelas, dia hanya bermain dengan imajinasinya. Tetapi, ternyata itu berdampak pada hasil kemampuannya. Nah, inilah kekuatan imajinasi itu.
Kisah
kedua adalah cerita tentang Tara Holland, seorang gadis yang bermimpi menjadi
Miss America sejak kecil. Pada 1994, dia berusaha menjajaki menjadi Miss
Florida. Sayangnya, dia hanya menyabet runner-up pertama. Tahun berikutnya dia
mencoba, tapi lagi-lagi hanya di posisi yang sama. Hati kecilnya mulai
membisikkan dirinya untuk berhenti.
Bulatkan
tekad
Tapi,
dia bangkit dan membulatkan tekadnya lagi. Dia pindah ke negara bagian lain,
Kansas. Pada 1997, dia terpilih menjadi Miss
Kansas. Dan di tahun yang sama, dia berhasil menjadi Miss America! Yang menarik, adalah saat Tara diwawancarai setelah kemenangannya, Tara menceritakan bagaimana dia sudah ingin menyerah setelah dua kali kalah di Florida.
Kansas. Dan di tahun yang sama, dia berhasil menjadi Miss America! Yang menarik, adalah saat Tara diwawancarai setelah kemenangannya, Tara menceritakan bagaimana dia sudah ingin menyerah setelah dua kali kalah di Florida.
Tapi,
tekadnya sudah bulat. Selama beberapa tahun kemudian, dia membeli video dan
semua bahan yang bisa dipelajari tentang Miss Pagent, Miss Universe, Miss
America, dan sebagainya. Dia melihatnya berkali-kali. Setiap kali melihat para
diva meraih penghargaan tertinggi, Tara membayangkan dirinyalah yang menjadi
pemenangnya.
Satu
lagi yang menarik dari wawancaranya adalah saat dia ditanya apakah dia merasa
canggung saat berjalan di atas karpet merah. Dengan mantap, Tara Holland
menjawab, “Tidak sama sekali. Anda mesti tahu saya sudah ribuan kali berjalan
di atas panggung itu.”
Seorang
reporter menyela dan bertanya bagaimana mungkin dia sudah berjalan ribuan kali
di panggung, sementara dia baru pertama kalinya mengikuti kontes. Tara
menjawab, “Saya sudah berjalan ribuan kali di panggung itu…dalam pikiran saya.”
Pembaca,
dua kisah nyata di atas menceritakan tentang kekuatan imajinasi. Kita
memujudkan apa yang kita lihat dalam pikiran kita.
Imajinasi adalah energi. Energi yang kalau diolah terus-menerus akan mewujud dalam apa yang kita imajinasikan itu.
Imajinasi adalah energi. Energi yang kalau diolah terus-menerus akan mewujud dalam apa yang kita imajinasikan itu.
Kekuasaan
boleh memenjarakan fisik, membungkam mulut, tetapi sama sekali tidak bisa
memasung imajinasi kita. Dengan kekuatan
imajinasi, masa depan akan menjadi milik kita sesuai yang kita cita-citakan.
imajinasi, masa depan akan menjadi milik kita sesuai yang kita cita-citakan.
Dengan
imajinasi, kita bisa menjadi tuan atas takdir kita, I am the master of my fate.
Stephen Covey dalam 7 Habits mengatakan kita membuat kreasi mental lebih dulu
sebelum kreasi fisiknya.
Semakin
kuat gambaran mental yang kita miliki, semakin besar energi yang kita miliki
untuk mewujudkannya. Sebaliknya, jika kita terlalu banyak membayangkan yang
buruk dan negatif, kita menarik energi negatif dan kita semakin ter-demotivasi
untuk meraihnya.
Pepatah
Latin mengatakan, Fortis imaginatio generat casum, artinya imajinasi yang jelas
menghasilkan kenyataan. Dengan demikian, jangan sia-siakan kekuatan imajinasi
dalam diri kita. Imajinasi mampu menjadi kendaraan kita menuju apa saja yang
kita mimpi dan cita-citakan.
Imajinasi
akan mengumpulkan seluruh energi kita untuk mewujudkannya. Dalam aplikasi
sehari-hari, dengan imajinasi, kita membayangkan hal-hal positif yang akan kita
lakukan dan membayangkan hal-hal positif yang akan terjadi. Betapa kita akan
melihat langkah dan tindakan kita mulai mengarah pada apa yang kita bayangkan.
Dan…the dreams will come true
Kamis, 15 Oktober 2009
Mungkin
banyak yang tahu wujud kepiting, tapi tidak banyak yang tahu sifat
kepiting. Semoga Anda tidak memiliki sifat kepiting yang dengki.
kepiting. Semoga Anda tidak memiliki sifat kepiting yang dengki.
Di
Filipina, masyarakat pedesaan gemar sekali menangkap dan memakan
kepiting sawah.
kepiting sawah.
Kepiting
itu ukurannya kecil namun rasanya cukup lezat. Kepiting-kepiting itu dengan
mudah ditangkap di malam hari, lalu dimasukkan ke dalam baskom/wadah, tanpa
diikat.
Keesokkan
harinya, kepiting-kepiting ini akan direbus dan lalu disantap
untuk lauk selama beberapa hari. Yang paling menarik dari kebiasaan
ini, kepiting-kepiting itu akan selalu berusaha untuk keluar dari baskom,
sekuat tenaga mereka, dengan menggunakan capit-capitnya yang kuat.
untuk lauk selama beberapa hari. Yang paling menarik dari kebiasaan
ini, kepiting-kepiting itu akan selalu berusaha untuk keluar dari baskom,
sekuat tenaga mereka, dengan menggunakan capit-capitnya yang kuat.
Namun
seorang penangkap kepiting yang handal selalu tenang meskipun hasil
buruannya selalu berusaha meloloskan diri.
buruannya selalu berusaha meloloskan diri.
Resepnya
hanya satu, yaitu si pemburu tahu betul sifat si kepiting.
Bila
ada seekor kepiting yang hampir meloloskan diri keluar dari baskom,
teman-temannya pasti akan menariknya lagi kembali ke dasar.
teman-temannya pasti akan menariknya lagi kembali ke dasar.
Jika
ada lagi yang naik dengan cepat ke mulut baskom, lagi-lagi temannya
akan menariknya turun… dan begitu seterusnya sampai akhirnya tidak ada yang berhasil keluar.
akan menariknya turun… dan begitu seterusnya sampai akhirnya tidak ada yang berhasil keluar.
Keesokan
harinya sang pemburu tinggal merebus mereka semua dan matilah
sekawanan kepiting yang dengki itu.
sekawanan kepiting yang dengki itu.
Begitu
pula dalam kehidupan ini…
tanpa sadar kita juga terkadang menjadi seperti kepiting-kepiting itu.
tanpa sadar kita juga terkadang menjadi seperti kepiting-kepiting itu.
Yang
seharusnya bergembira jika teman atau saudara kita mengalami
kesuksesan kita malahan mencurigai, jangan-jangan kesuksesan itu diraih
dengan jalan yang nggak bener.
kesuksesan kita malahan mencurigai, jangan-jangan kesuksesan itu diraih
dengan jalan yang nggak bener.
Apalagi
di dalam bisnis atau hal lain yang mengandung unsur kompetisi,
sifat iri, dengki, atau munafik akan semakin nyata dan kalau tidak segera
kita sadari tanpa sadar kita sudah membunuh diri kita sendiri.
sifat iri, dengki, atau munafik akan semakin nyata dan kalau tidak segera
kita sadari tanpa sadar kita sudah membunuh diri kita sendiri.
Kesuksesan
akan datang kalau kita bisa menyadari bahwa di dalam bisnis atau
persaingan yang penting bukan siapa yang menang, namun terlebih penting
dari itu seberapa jauh kita bisa mengembangkan diri kita seutuhnya.
persaingan yang penting bukan siapa yang menang, namun terlebih penting
dari itu seberapa jauh kita bisa mengembangkan diri kita seutuhnya.
Jika
kita berkembang, kita mungkin bisa menang atau bisa juga kalah dalam
suatu persaingan, namun yang pasti kita menang dalam kehidupan ini.
suatu persaingan, namun yang pasti kita menang dalam kehidupan ini.
Pertanda
seseorang adalah ‘kepiting’:
1.
Selalu mengingat kesalahan pihak luar (bisa orang lain atau situasi)
yang sudah lampau dan menjadikannya suatu prinsip/pedoman dalam
bertindak
yang sudah lampau dan menjadikannya suatu prinsip/pedoman dalam
bertindak
2.
Banyak mengkritik tapi tidak ada perubahan
3.
Hobi membicarakan kelemahan orang lain tapi tidak mengetahui kelemahan
dirinya sendiri sehingga ia hanya sibuk menarik kepiting-kepiting yang
akan keluar dari baskom dan melupakan usaha pelolosan dirinya sendiri.
dirinya sendiri sehingga ia hanya sibuk menarik kepiting-kepiting yang
akan keluar dari baskom dan melupakan usaha pelolosan dirinya sendiri.
..Seharusnya
kepiting-kepiting itu tolong-menolong keluar dari baskom,
namun yah… dibutuhkan jiwa yang besar untuk melakukannya…
namun yah… dibutuhkan jiwa yang besar untuk melakukannya…
Coba
renungkan berapa waktu yang Anda pakai untuk memikirkan cara-cara
menjadi pemenang. Dalam kehidupan sosial, bisnis, sekolah, atau agama.
Dan gantilah waktu itu untuk memikirkan cara-cara pengembangan diri Anda
menjadi pribadi yang sehat dan sukses
menjadi pemenang. Dalam kehidupan sosial, bisnis, sekolah, atau agama.
Dan gantilah waktu itu untuk memikirkan cara-cara pengembangan diri Anda
menjadi pribadi yang sehat dan sukses
Disuatu
desa yang sejuk dan nyaman. hiduplah dua sahabat kecil,namanya keri dan kanci.
mereka berdua sedang menikati hangatnya cahaya matahari yang terasa hangat
menyentuh mereka di balik pepohonan. tiba – tiba muncul ide iseng di kepala si
keri untuk mengajak si kanci berlomba membuktikan diri,siapa yang lebih hebat
diantara mereka berdua.
Karna
merasa tertantang akhirnya si kancipun menerima tantangan temannya. keri yang
merasa lebih hebat dalam memanjat langsung mengajak sahabatnya menemui si tucil
(tupai kecil) yang tinggal di batang pohon “inspirasi” dan berniat
menjadikannya sebagai juri. begitu tiba di tempat tupi,mereka menyampaikan
maksud kedatangan mereka untuk menjadikannya sebagai juri dalam perlombaan yang
mereka rencanakan.
Karna
tidak tahu maksud kedua temannya si tupi asal saja berkata “baiklah,siapa yang
lebih dulu mencapai puncak pohon inspirasi ini akan diakui sebagai orang
hebat.” si keri langsung melompat dan tidak lama dia melambai – lambai kebawah
dengan tatapn mengejek. kanci yang tidak bisa memanjat pohon inspirasi langsung
protes dan mengajak temannya untuk mangadakan pertandingan ulang! dengan
menjadikan paku (pak kuda) sebagai jurinya.
Pak
kuda yang tinggal di lereng gunung motivasi terkaget – kaget mendengar ide
jahil mereka berdua. lalu dengan asal saja paku mengatakan “baiklah,siapa yang
lebih dulu mencapai puncak gunung “motivasi” ini,akan diaku sebagai yang
terhebat” tanpa pikir panjang si kanci berlari secepat -cepatnya. setiba di
atas dia berteriak kebawah dan melambaikan kakinya dengan tatapan yang tak
kalah mengejek.
Pak
beruang yang sedari tadi memperhatikan tingkah dua warga hutan itu mendekat dan
bicara pada mereka berdua “kalian sedang apa si?” keri yang merasa di kalahkan
menjawab “si kanci tu pak,masa ngajak saya lari ke puncak gunung motivasi. yah
mana kuat saya mengejarnya? ” si kanci yang merasa tidak begitu ceritanya
langsung protes “gak koq pak,si keri tu yang ngajak lomba,tadi dia ngajak saya
lomba manjat pohon inspirasi. yah jelas saya kalah lah.”
Pak
beruang langsung mengerti duduk masalahnya,dan berkata “kalian lihat pulau di
kaki gunung motivasi itu?” mereka berdua serentak menjawab “iya pak.”
“baiklah,bagaimana kalo kalian berdua berlomba mencapai pulau itu dan siapa yang bisa mengambil buah inspirasi di pohonnya yang ada di pulai itu,dia yang menang! setuju?” setelah keduanya meng-iya-kan pak beruang langsung menghitung “1… 2… 3…”
mereka berdua pun langsung berlari secepat – cepatnya untuk mencapai pulau di kaki gunung motivasi dan memetik buah diatas pohon inspirasi seperti mana di nyatakan oleh pak beruang.
“baiklah,bagaimana kalo kalian berdua berlomba mencapai pulau itu dan siapa yang bisa mengambil buah inspirasi di pohonnya yang ada di pulai itu,dia yang menang! setuju?” setelah keduanya meng-iya-kan pak beruang langsung menghitung “1… 2… 3…”
mereka berdua pun langsung berlari secepat – cepatnya untuk mencapai pulau di kaki gunung motivasi dan memetik buah diatas pohon inspirasi seperti mana di nyatakan oleh pak beruang.
Kancil
dengan gesit menyebrangi sungau kecil yang terbentang antara pulai kecil dan
gunung motivasi dengan melompat2 kecil. sementara si keri tertinggal karna
tidak ada dahan yang bisa di jadikan ayunan untuk menyebrang ke pulau itu.
sesampainya di sebrang pulau si kanci malah bingung sendiri. bagaimana caranya memetik buah inspirasi yang tergantung tinggi itu? pada saat yang bersamaan si keri berteriak pada sahabatnya “kanci,jemput aku disini! dan aku akan mengambilkan buah inspirasi itu untuk kamu!” kanci berpikir sejenak. setelah yakin untuk menjemput keri diapun melompat dan menjemput temannya disebrang. keri menaiki punggung kanci dan mereka berdua pun sampai di pulau sebrang. sesuai janjinya keri memanjat pohon itu untuk sahabatnya!.
sesampainya di sebrang pulau si kanci malah bingung sendiri. bagaimana caranya memetik buah inspirasi yang tergantung tinggi itu? pada saat yang bersamaan si keri berteriak pada sahabatnya “kanci,jemput aku disini! dan aku akan mengambilkan buah inspirasi itu untuk kamu!” kanci berpikir sejenak. setelah yakin untuk menjemput keri diapun melompat dan menjemput temannya disebrang. keri menaiki punggung kanci dan mereka berdua pun sampai di pulau sebrang. sesuai janjinya keri memanjat pohon itu untuk sahabatnya!.
Di
kejauhan pak beruang bertepuk riang menyaksikan kerja sama mereka berdua!
“kalian sudah liat sendiri? kalian berdua berbeda dan masing – masing memiliki
peran yang uniq dalam tim! kita tidak bicara siapa yang terhebat diantara kita.
tapi bagaimana mengorganisir semua kelebihan kita untuk dijadikan sebuah
kekuatan yang tidak terkalahkan!”
Si
kanci dan keri pun sadar bahwa kerja sama tim harus lebih diutamakan. mereka
berdua bersalaman,kembali ke bawah pohon dan menikati hangatnya cahaya
matahari.
Kamis, 15 Oktober 2009
Pada
malam itu, Ana bertengkar dengan ibunya. Karena sangat marah, Ana segera
meninggalkan rumah tanpa membawa apapun. Saat berjalan di suatu jalan, ia baru
menyadari bahwa ia sama sekali tdk membawa uang.
Saat
menyusuri sebuah jalan, ia melewati sebuah kedai bakmi dan ia mencium harumnya
aroma masakan. Ia ingin sekali memesan
semangkuk bakmi, tetapi ia tdk mempunyai uang.
semangkuk bakmi, tetapi ia tdk mempunyai uang.
Pemilik
kedai melihat Ana berdiri cukup lama di depan kedainya, lalu berkata “Nona,
apakah engkau ingin memesan semangkuk bakmi?” ” Ya, tetapi, aku tdk membawa
uang” jawab Ana dengan malu-malu
“Tidak apa-apa, aku akan mentraktirmu” jawab si pemilik kedai. “Silahkan duduk, aku akan memasakkan bakmi untukmu”.
“Tidak apa-apa, aku akan mentraktirmu” jawab si pemilik kedai. “Silahkan duduk, aku akan memasakkan bakmi untukmu”.
Tidak
lama kemudian, pemilik kedai itu mengantarkan semangkuk bakmi. Ana segera makan
beberapa suap, kemudian air matanya mulai berlinang. “Ada apa nona?”
Tanya si pemilik kedai.
“tidak apa-apa” aku hanya terharu jawab Ana sambil mengeringkan air matanya.
Tanya si pemilik kedai.
“tidak apa-apa” aku hanya terharu jawab Ana sambil mengeringkan air matanya.
“Bahkan,
seorang yang baru kukenal pun memberi aku semangkuk bakmi !, tetapi,? ibuku
sendiri, setelah bertengkar denganku, mengusirku dari rumah dan mengatakan
kepadaku agar jangan kembali lagi ke rumah”
“Kau, seorang yang baru kukenal, tetapi begitu peduli denganku dibandingkan dengan ibu kandungku sendiri” katanya kepada pemilik kedai.
“Kau, seorang yang baru kukenal, tetapi begitu peduli denganku dibandingkan dengan ibu kandungku sendiri” katanya kepada pemilik kedai.
Pemilik
kedai itu setelah mendengar perkataan Ana, menarik nafas panjang dan berkata
“Nona mengapa kau berpikir seperti itu? Renungkanlah hal ini, aku hanya
memberimu semangkuk bakmi dan kau begitu terharu. Ibumu telah memasak bakmi dan
nasi untukmu saat kau kecil sampai saat ini, mengapa kau tidak berterima kasih
kepadanya? Dan kau malah bertengkar dengannya”
Ana,
terhenyak mendengar hal tsb. “Mengapa aku tdk berpikir ttg hal tsb? Utk
semangkuk bakmi dr org yg baru kukenal, aku begitu
berterima kasih, tetapi kepada ibuku yg memasak untukku selama bertahun-tahun, aku bahkan tidak memperlihatkan kepedulianku kepadanya. Dan hanya karena persoalan sepele, aku bertengkar dengannya.
berterima kasih, tetapi kepada ibuku yg memasak untukku selama bertahun-tahun, aku bahkan tidak memperlihatkan kepedulianku kepadanya. Dan hanya karena persoalan sepele, aku bertengkar dengannya.
Ana,
segera menghabiskan bakminya, lalu ia menguatkan dirinya untuk segera pulang ke
rumahnya. Saat berjalan ke rumah, ia memikirkan kata-kata yg hrs diucapkan kpd
ibunya. Begitu sampai di ambang pintu rumah, ia melihat ibunya dengan wajah
letih dan cemas. Ketika bertemu dengan Ana, kalimat pertama yang keluar dari
mulutnya adalah “Ana kau sudah pulang, cepat masuklah, aku
telah menyiapkan makan malam dan makanlah dahulu sebelum kau tidur, makanan akan menjadi dingin jika kau tdk memakannya sekarang”. Pada saat itu Ana tdk dapat menahan tangisnya dan ia menangis dihadapan ibunya.
telah menyiapkan makan malam dan makanlah dahulu sebelum kau tidur, makanan akan menjadi dingin jika kau tdk memakannya sekarang”. Pada saat itu Ana tdk dapat menahan tangisnya dan ia menangis dihadapan ibunya.
Sekali
waktu, kita mungkin akan sangat berterima kasih kpd org lain disekitar kita
untuk suatu pertolongan kecil yang diberikan
kepada kita. Tetapi kpd org yang sangat dekat dengan kita (keluarga) khususnya orang tua kita, kita harus ingat bahwa kita berterima kasih kepada mereka seumur hidup Kita.
kepada kita. Tetapi kpd org yang sangat dekat dengan kita (keluarga) khususnya orang tua kita, kita harus ingat bahwa kita berterima kasih kepada mereka seumur hidup Kita.
RENUNGAN:
BAGAIMANAPUN
KITA TIDAK BOLEH MELUPAKAN JASA ORANG TUA KITA.
SERINGKALI KITA MENGANGGAP PENGORBANAN MEREKA MERUPAKAN SUATU PROSES
ALAMI YANG BIASA SAJA; TETAPI KASIH DAN KEPEDULIAN ORANG TUA KITA ADALAH
HADIAH PALING BERHARGA YANG DIBERIKAN KEPADA KITA SEJAK KITA LAHIR.
PIKIRKANLAH HAL ITU??
APAKAH KITA MAU MENGHARGAI PENGORBANAN TANPA SYARAT DARI ORANG TUA KITA?
SERINGKALI KITA MENGANGGAP PENGORBANAN MEREKA MERUPAKAN SUATU PROSES
ALAMI YANG BIASA SAJA; TETAPI KASIH DAN KEPEDULIAN ORANG TUA KITA ADALAH
HADIAH PALING BERHARGA YANG DIBERIKAN KEPADA KITA SEJAK KITA LAHIR.
PIKIRKANLAH HAL ITU??
APAKAH KITA MAU MENGHARGAI PENGORBANAN TANPA SYARAT DARI ORANG TUA KITA?
HAI
ANAK-ANAK, TAATILAH ORANG TUAMU DALAM SEGALA HAL, KARENA ITULAH YANG INDAH
DIDALAM TUHAN
Minggu, 11 Oktober 2009
Pada
suatu hari ada seorang gadis buta yg sangat membenci dirinya sendiri. Karena
kebutaannya itu. Tidak hanya terhadap dirinya sendiri, tetapi dia juga membenci
semua orang kecuali kekasihnya.
Kekasihnya
selalu ada disampingnya untuk menemani dan menghiburnya. Dia berkata akan
menikahi gadisnya itu kalau gadisnya itu sudah bisa melihat dunia.
Suatu
hari, ada seseorang yang mendonorkan sepasang mata kepada gadisnya itu Yang
akhirnya dia bisa melihat semua hal, termasuk kekasih gadisnya itu .
Kekasihnya
bertanya kepada gadisnya itu , ” Sayangggg … sekarang kamu sudah bisa melihat
dunia. Apakah engkau mau menikah denganku?” Gadis itu terguncang saat melihat
bahwa kekasihnya itu ternyata buta. Dan dia menolak untuk menikahi si pria
pacar-nya itu yg selama ini sudah sangat setia sekali mendampingi hidupnya
selama si gadis itu buta matanya.
Dan
akhirnya si Pria kekasihnya itu pergi dengan meneteskan air mata, dan kemudian
menuliskan sepucuk surat singkat kepada gadisnya itu, “Sayangku, tolong engkau
jaga baik-baik ke-2 mata yg telah aku berikan kepadamu.”
*
* * * *
Kisah
di atas memperlihatkan bagaimana pikiran manusia berubah saat status dalam
hidupnya berubah. Hanya sedikit orang yang ingat bagaimana keadaan hidup
sebelumnya dan lebih sedikit lagi yang ingat terhadap siapa harus berterima
kasih karena telah menyertai dan menopang bahkan di saat yang paling
menyakitkan.
Hari
ini sebelum engkau berpikir untuk mengucapkan kata- kata kasar Ingatlah akan
seseorang yang tidak bisa berbicara.
Sebelum
engkau mengeluh mengenai cita rasa makananmu, Ingatlah akan seseorang yang
tidak punya apapun untuk dimakan.
Sebelum
engkau mengeluh tentang suamimu, ingatlah akan seseorang yang menangis kepada
Tuhan untuk meminta penyembuhan sehingga suaminya TIDAK LUMPUH seumur hidup.
Hari
ini sebelum engkau mengeluh tentang hidupmu, Ingatlah akan seseorang yang
begitu cepat pergi ke alam kubur dengan masih menyertakan kemiskinannya.
Sebelum
engkau mengeluh tentang anak-anakmu Ingatlah akan seseorang yang begitu
mengharapkan kehadiran seorang anak, tetapi tidak mendapatnya.
Dan
ketika engkau lelah dan mengeluh tentang pekerjaanmu Ingatlah akan para
penganguran, orang cacat dan mereka yang menginginkan pekerjaanmu.
Dan
ketika beban hidup tampaknya akan menjatuhkanmu, pasanglah senyuman di wajahmu dan
berterima kasihlah pada Tuhan karena engkau masih hidup dan ada di dunia ini.
Hidup
adalah anugerah, syukurilah, jalanilah, nikmatilah dan isilah hidup ini dengan
sesuatu yg bermanfaat untuk umat manusia.
NIKMATILAH
dan BERI YANG TERBAIK DI SETIAP DETIK DALAM HIDUPMU, KARENA ITU TIDAK AKAN
TERULANG LAGI untuk waktumu selanjutnya !!!
Minggu, 11 Oktober 2009
Suatu
ketika, ada seorang kakek yang harus tinggal dengan anaknya. Selain itu,
tinggal pula menantu, dan anak mereka yang berusia 6 tahun. Tangan orangtua ini
begitu rapuh, dan sering bergerak tak menentu. Penglihatannya buram, dan cara
berjalannya pun ringkih. Keluarga itu biasa makan bersama di ruang makan.
Namun, sang orangtua yang pikun ini sering mengacaukan segalanya. Tangannya
yang bergetar dan mata yang rabun, membuatnya susah untuk menyantap makanan.
Sendok dan garpu kerap jatuh ke bawah. Saat si kakek meraih gelas, segera saja
susu itu tumpah membasahi taplak.
Anak
dan menantunya pun menjadi gusar. Mereka merasa direpotkan dengan semua ini.
“Kita harus lakukan sesuatu, ” ujar sang suami. “Aku sudah bosan membereskan
semuanya untuk pak tua ini.” Lalu, kedua suami-istri ini pun membuatkan sebuah
meja kecil di sudut ruangan. Disana, sang kakek akan duduk untuk makan
sendirian, saat semuanya menyantap makanan. Karena sering memecahkan piring,
keduanya juga memberikan mangkuk kayu untuk si kakek.
Sering,
saat keluarga itu sibuk dengan makan malam mereka, terdengar isak sedih dari
sudut ruangan. Ada airmata yang tampak mengalir dari gurat keriput si kakek.
Namun, kata yang keluar dari suami-istri ini selalu omelan agar ia tak
menjatuhkan makanan lagi. Anak mereka yang berusia 6 tahun memandangi semua
dalam diam.
Suatu
malam, sebelum tidur, sang ayah memperhatikan anaknya yang sedang memainkan
mainan kayu. Dengan lembut ditanyalah anak itu. “Kamu sedang membuat apa?”.
Anaknya menjawab, “Aku sedang membuat meja kayu buat ayah dan ibu untuk makan
saatku besar nanti. Nanti, akan kuletakkan di sudut itu, dekat tempat kakek
biasa makan.” Anak itu tersenyum dan melanjutkan pekerjaannya.
Jawaban
itu membuat kedua orangtuanya begitu sedih dan terpukul. Mereka tak mampu
berkata-kata lagi. Lalu, airmatapun mulai bergulir dari kedua pipi mereka.
Walau tak ada kata-kata yang terucap, kedua orangtua ini mengerti, ada sesuatu
yang harus diperbaiki. Malam itu, mereka menuntun tangan si kakek untuk kembali
makan bersama di meja makan. Tak ada lagi omelan yang keluar saat ada piring
yang jatuh, makanan yang tumpah atau taplak yang ternoda. Kini, mereka bisa
makan bersama lagi di meja utama.
~Author
Unknown ~
Sahabat,
anak-anak adalah persepsi dari kita. Mata mereka akan selalu mengamati, telinga
mereka akan selalu menyimak, dan pikiran mereka akan selalu mencerna setiap hal
yang kita lakukan. Mereka ada peniru. Jika mereka melihat kita memperlakukan
orang lain dengan sopan, hal itu pula yang akan dilakukan oleh mereka saat
dewasa kelak. Orangtua yang bijak, akan selalu menyadari, setiap “bangunan
jiwa” yang disusun, adalah pondasi yang kekal buat masa depan anak-anak.
Mari,
susunlah bangunan itu dengan bijak. Untuk anak-anak kita, untuk masa depan
kita, untuk semuanya. Sebab, untuk mereka lah kita akan selalu belajar, bahwa
berbuat baik pada orang lain, adalah sama halnya dengan tabungan masa depan
Minggu, 11 Oktober 2009
Ini
adalah kisah yang dialami oleh sebuah keluarga burung. Si induk menetaskan
beberapa telor menjadi burung-burung kecil yang indah dan sehat. Si induk pun
sangat bahagia dan merawat mereka semua dengan penuh kasih sayang.
Hari
berganti hari, bulan berganti bulan. Burung-burung kecil inipun mulai dapat
bergerak lincah. Mereka mulai belajar mengepakkan sayap, mencari-cari makanan
untuk kemudian mematuknya.
Dari
beberapa anak burung ini tampaklah seekor burung kecil yang berbeda dengan
saudaranya yang lain. Ia tampak pendiam dan tidak selincah saudara-saudaranya.
Ketika saudara-saudaranya belajar terbang, ia memilih diam di sarang daripada
lelah dan terjatuh, ketika saudara-saudaranya berkejaran mencari makan, ia
memilih diam dan menantikan belas kasihan saudaranya. Demikian hal ini terjadi
seterusnya.
Saat
sang induk mulai menjadi tua dan tak sanggup lagi berjuang untuk menghidupi
anak-anaknya, si anak burung ini mulai merasa sedih. Seringkali ia melihat dari
bawah saudara-saudaranya terbang tinggi di langit. Ketika saudara-saudarnya
dengan lincah berpindah dari dahan satu ke dahan yang lain di pohon yang
tinggi, ia harus puas hanya dengan berada di satu dahan yang rendah. Ia pun
merasa sangat sedih.
Dalam
kesedihannya, ia menemui induknya yang sudah tua dan berkata, “Ibu, aku merasa
sangat sedih, mengapa aku tidak bisa terbang setinggi saudara-saudaraku yang
lain, mengapa akau tidak bisa melompat-lompat di dahan yang tinggi aku hanya
bisa berdiam di dahan yang rendah?”
Si
induk pun merasa sedih dan dengan air mata ia berkata, “Anakku, engkau
dilahirkan dengan sayap yang sempurna seperti saudaramu, tapi engkau memilih
merangkak menjalani hidup ini sehingga sayapmu menjadi kerdil.”
Hidup
adalah kumpulan dari setiap pilihan yang kita buat. Pilihan kita hari ini
menentukan bagaimana hidup kita di masa depan.Kita memiliki kebebasan memilih
tetapi setelah itu kita akan dikendalikan oleh pilihan kita, jadi berpikirlah
sebelum berbuat, sadari setiap konsekuensi dari pilihan yang kita bua
Minggu, 11 Oktober 2009
Jerry
adalah seorang manager restoran di Amerika. Dia selalu dalam semangat yang baik
dan selalu punya hal positif untuk dikatakan. Jika seseorang bertanya kepadanya
tentang apa yang sedang dia kerjakan, dia akan selalu menjawab, " Jika aku
dapat yang lebih baik, aku lebih suka menjadi orang kembar!"
Banyak
pelayan di restorannya keluar jika Jerry pindah kerja, sehingga mereka dapat
tetap mengikutinya dari satu restoran ke restoran yang lain. Alasan mengapa
para pelayan restoran tersebut keluar mengikuti Jerry adalah karena sikapnya.
Jerry adalah seorang motivator alami. jika karyawannya sedang mengalami hari yang buruk, dia selalu ada di sana, memberitahu karyawan tersebut bagaimana melihat sisi positif dari situasi yang tengah dialami.
Melihat
gaya tersebut benar-benar membuat aku penasaran, jadi suatu hari aku temui
Jerry dan bertanya padanya, "Aku tidak mengerti! Tidak mungkin seseorang
menjadi orang yang berpikiran positif sepanjang waktu.
Bagaimana
kamu dapat melakukannya?" Jerry menjawab, "Tiap pagi aku bangun dan
berkata pada diriku, aku punya dua pilihan hari ini. Aku dapat memilih untuk
ada di dalam suasana yang baik atau memilih dalam suasana yang jelek. Aku
selalu memilih dalam suasana yang baik. Tiap kali sesuatu terjadi, aku dapat
memilih untuk menjadi korban atau aku belajar dari kejadian itu. Aku selalu
memilih belajar dari hal itu. Setiap ada sesorang menyampaikan keluhan, aku
dapat memilih untuk menerima keluhan mereka atau aku dapat mengambil sisi
positifnya.. Aku selalu memilih sisi positifnya."
"Tetapi
tidak selalu semudah itu," protesku. "Ya, memang begitu," kata
Jerry, "Hidup adalah sebuah pilihan. Saat kamu membuang seluruh masalah, setiap
keadaan adalah sebuah pilihan. Kamu memilih bagaimana bereaksi terhadap semua
keadaan. Kamu memilih bagaimana orang-orang disekelilingmu terpengaruh oleh
keadaanmu. Kamu memilih untuk ada dalam keadaan yang baik atau buruk. Itu
adalah pilihanmu, bagaimana kamu hidup."
Beberapa
tahun kemudian, aku dengar Jerry mengalami musibah yang tak pernah terpikirkan
terjadi dalam bisnis restoran: membiarkan pintu belakang tidak terkunci pada
suatu pagi dan dirampok oleh tiga orang bersenjata. Saat mencoba membuka
brankas, tangannya gemetaran karena gugup dan salah memutar nomor kombinasi.
Para perampok panik dan menembaknya. Untungnya, Jerry cepat ditemukan dan
segera dibawa ke rumah sakit.
Setelah
menjalani operasi selama 18 jam dan seminggu perawatan intensif, Jerry dapat
meninggalkan rumah sakit dengan beberapa bagian peluru masih berada di dalam
tubuhnya. Aku melihat Jerry enam bulan setelah musibah tersebut.
Saat aku tanya Jerry bagaimana keadaannya, dia menjawab, "Jika aku dapat yang lebih baik, aku lebih suka menjadi orang kembar. Mau melihat bekas luka-lukaku?" Aku menunduk untuk melihat luka-lukanya, tetapi aku masih juga bertanya apa yang dia pikirkan saat terjadinya perampokan.
"Hal pertama yang terlintas dalam pikiranku adalah bahwa aku harus mengunci pintu belakang," jawab Jerry. "Kemudian setelah mereka menembak dan aku tergeletak di lantai, aku ingat bahwa aku punya dua pilihan: aku dapat memilih untuk hidup atau mati. Aku memilih untuk hidup."
"Apakah kamu tidak takut?" tanyaku. Jerry melanjutkan, " Para ahli medisnya hebat. Mereka terus berkata bahwa aku akan sembuh. Tapi saat mereka mendorongku ke ruang gawat darurat dan melihat ekspresi wajah para dokter dan suster aku jadi takut. Mata mereka berkata 'Orang ini akan mati'. Aku tahu aku harus mengambil tindakan."
"Apa yang kamu lakukan?" tanya saya. "Disana ada suster gemuk yang bertanya padaku," kata Jerry. "Dia bertanya apakah aku punya alergi. 'Ya' jawabku..
Para dokter dan suster berhenti bekerja dan mereka menunggu jawabanku. Aku menarik nafas dalam-dalam dan berteriak, 'Peluru!' Ditengah tertawa mereka aku katakan, ' Aku memilih untuk hidup. Tolong aku dioperasi sebagai orang hidup, bukan orang mati'."
Jerry dapat hidup karena keahlian para dokter, tetapi juga karena sikapnya hidupnya yang mengagumkan. Aku belajar dari dia bahwa tiap hari kamu dapat memilih apakah kamu akan menikmati hidupmu atau membencinya.
Saat aku tanya Jerry bagaimana keadaannya, dia menjawab, "Jika aku dapat yang lebih baik, aku lebih suka menjadi orang kembar. Mau melihat bekas luka-lukaku?" Aku menunduk untuk melihat luka-lukanya, tetapi aku masih juga bertanya apa yang dia pikirkan saat terjadinya perampokan.
"Hal pertama yang terlintas dalam pikiranku adalah bahwa aku harus mengunci pintu belakang," jawab Jerry. "Kemudian setelah mereka menembak dan aku tergeletak di lantai, aku ingat bahwa aku punya dua pilihan: aku dapat memilih untuk hidup atau mati. Aku memilih untuk hidup."
"Apakah kamu tidak takut?" tanyaku. Jerry melanjutkan, " Para ahli medisnya hebat. Mereka terus berkata bahwa aku akan sembuh. Tapi saat mereka mendorongku ke ruang gawat darurat dan melihat ekspresi wajah para dokter dan suster aku jadi takut. Mata mereka berkata 'Orang ini akan mati'. Aku tahu aku harus mengambil tindakan."
"Apa yang kamu lakukan?" tanya saya. "Disana ada suster gemuk yang bertanya padaku," kata Jerry. "Dia bertanya apakah aku punya alergi. 'Ya' jawabku..
Para dokter dan suster berhenti bekerja dan mereka menunggu jawabanku. Aku menarik nafas dalam-dalam dan berteriak, 'Peluru!' Ditengah tertawa mereka aku katakan, ' Aku memilih untuk hidup. Tolong aku dioperasi sebagai orang hidup, bukan orang mati'."
Jerry dapat hidup karena keahlian para dokter, tetapi juga karena sikapnya hidupnya yang mengagumkan. Aku belajar dari dia bahwa tiap hari kamu dapat memilih apakah kamu akan menikmati hidupmu atau membencinya.
Satu
hal yang benar-benar milikmu yang tidak bisa dikontrol oleh orang lain adalah
sikap hidupmu, sehingga jika kamu bisa mengendalikannya dan segala hal dalam
hidup akan jadi lebih mudah
Sabtu, 10 Oktober 2009
1. Mark Zuckerberg (kini 25 tahun/asal AS)
Ketika menciptakan situs jejaring sosial Facebook, Mark Zuckerberg baru berusia 19 tahun. Ia membuat Facebook untuk membantu membangun jaringan sosial bagi remaja di kampusnya saat itu, Universitas Harvard, Amerika Serikat.
Ketika menciptakan situs jejaring sosial Facebook, Mark Zuckerberg baru berusia 19 tahun. Ia membuat Facebook untuk membantu membangun jaringan sosial bagi remaja di kampusnya saat itu, Universitas Harvard, Amerika Serikat.
Kini, Facebook merupakan situs jejaring sosial terbesar kedua
setelah MySpace. Di bawah pimpinan Sang Penemu, situs ini terus tumbuh hari
demi hari. Jutaan pengguna baru terus mendaftar setiap bulan!
2. Steve Shih Chen (31 tahun/Taiwan-AS), Jawed Karim (30 tahun/Jerman-AS), Chad Hurley (32 tahun/AS)
Keduanya adalah pencipta dari situs "berbagi video online", YouTube. Mereka mendirikan YouTube pada 2005. Ketika itu, Chad berusia 28 tahun dan Steve 27 tahun.
2. Steve Shih Chen (31 tahun/Taiwan-AS), Jawed Karim (30 tahun/Jerman-AS), Chad Hurley (32 tahun/AS)
Keduanya adalah pencipta dari situs "berbagi video online", YouTube. Mereka mendirikan YouTube pada 2005. Ketika itu, Chad berusia 28 tahun dan Steve 27 tahun.
Pada Oktober 2006, YouTube diakuisisi (diambil alih
kepemilikannya) oleh Google. Nilainya: 1,65 miliar dollar AS (Rp16,9 triliun).
3. Jerry Yang (40 Tahun/Taiwan-AS) dan David Filo (42 tahun/AS)
Pada tahun 1995, kedua orang ini menemukan Yahoo!, situs mesin pencari kedua terbesar setelah Google. Saat itu, Jerry berusia 26 tahun dan Filo 28 tahun.
3. Jerry Yang (40 Tahun/Taiwan-AS) dan David Filo (42 tahun/AS)
Pada tahun 1995, kedua orang ini menemukan Yahoo!, situs mesin pencari kedua terbesar setelah Google. Saat itu, Jerry berusia 26 tahun dan Filo 28 tahun.
Tahun lalu, perusahaan raksasa Microsoft sempat ingin membeli
Yahoo!. Nilai tawaran yang dibicarakan: 44,6 miliar dollar AS (Rp458,8
triliun). Rencana ini memang batal. Namun, Microsoft dan Yahoo! tidak menampik
mengenai kemungkinan kerja sama di masa mendatang.
4. Matt Mullenweg (25 tahun/AS)
Matt Mullenweg adalah pencipta situs penyedia blog gratisan: WordPress. Ia mulai baru berusia 19 tahun ketika mulai menciptakan cikal bakalnya.
4. Matt Mullenweg (25 tahun/AS)
Matt Mullenweg adalah pencipta situs penyedia blog gratisan: WordPress. Ia mulai baru berusia 19 tahun ketika mulai menciptakan cikal bakalnya.
WordPress menjadi tenar dalam waktu singkat. Alasannya, situs
ini mudah dipakai dan selalu diperbarui. Hingga tahun 2008, tercatat ada 230
juta pengakses tetap dengan 6,5 miliar halaman WordPress yang bisa dilihat.
Lalu, ada 35 juta posting baru dengan tambahan rata-rata empat juta posting
setiap bulan.
Matt, yang pernah datang ke Jakarta pada Januari 2009 ini mengatakan, ia tidak akan menjual WordPress ke perusahaan besar dengan harga' selangit'. Ia juga bilang, tidak mencari keuntungan dari WordPress. Keuntungan sudah ia dapatkan dari beberapa perusahaan, yang dimilikinya.
Matt, yang pernah datang ke Jakarta pada Januari 2009 ini mengatakan, ia tidak akan menjual WordPress ke perusahaan besar dengan harga' selangit'. Ia juga bilang, tidak mencari keuntungan dari WordPress. Keuntungan sudah ia dapatkan dari beberapa perusahaan, yang dimilikinya.
5. Tom Anderson (38 tahun/Amerika Serikat)
Tom Anderson merilis MySpace pada bulan Agustus 2003. Ada kesimpang siuran data mengenai usianya saat itu, namun berbagai sumber menyebut Tom berusia kurang dari 30 tahun ketika menciptakan MySpace.
Tom Anderson merilis MySpace pada bulan Agustus 2003. Ada kesimpang siuran data mengenai usianya saat itu, namun berbagai sumber menyebut Tom berusia kurang dari 30 tahun ketika menciptakan MySpace.
Saat
ini, MySpace adalah salah satu situs jejaring sosial paling besar di dunia,
yang bersaing ketat dengan Facebook. MySpace telah digunakan lebih dari 100
juta orang, dengan pengguna terbesar berasal dari kawasan Amerika Serikat.
Kelebihan
MySpace terletak pada bidang musik. Ketika fasilitas musik terbaru (yaitu
"audio streaming" gratis) diluncurkan pada 25 September 2008, hanya
dalam beberapa hari saja, ada miliaran lagu yang didengarkan oleh para
penggunanya. Kelebihan ini membuat banyak orang memperkirakan bahwa MySpace
bisa mempengaruhi industri musik di internet.
6. Blake Aaron Ross (23 tahun/AS)
Blake Ross adalah pemuda jenius yang menciptakan Mozilla, fasilitas penjelajah internet. Mozilla diluncurkan untuk umum pada November 2004. Saat itu, usia Blake baru 19 tahun!
Blake Ross adalah pemuda jenius yang menciptakan Mozilla, fasilitas penjelajah internet. Mozilla diluncurkan untuk umum pada November 2004. Saat itu, usia Blake baru 19 tahun!
Mozilla
kemudian digabungkan dengan Firefox, program yang diciptakannya bersama Dave
Hyatt. Maka, setelah itu, namanya menjadi Mozilla Firefox.
Dengan
cepat, Mozilla Firefox diterima para pengguna internet di dunia. Ia, antara
lain, dinilai lebih aman dan mudah dipakai (dibandingkan dengan para
kompetitornya). Ia juga dinilai mampu merebut sebagian pasar fasilitas
penjelajah internet, yang selama ini dikuasai oleh Microsoft Internet Explorer.
Banyak
orang memuji kesuksesan Blake Ross. Direktur engineering Yayasan Mozilla, Chris
Hoffman, mengatakan, "Dalam dunia ‘Open Source', posisi seseorang
tergantung pada keahliannya. Dan Blake Ross memiliki semua keahlian yang
dibutuhkan."
7. Pierre Omidyar (41 tahun/Perancis-AS)
Pierre Omidyar merilis eBay pada 4 September 1995. Saat itu, usianya 28 tahun.
Pierre Omidyar merilis eBay pada 4 September 1995. Saat itu, usianya 28 tahun.
eBay
adalah situs lelang online. Awalnya, Pierre membuat eBay untuk menolong seorang
teman dekat yang ingin menjual sebuah produk. Namun, tak lama kemudian, eBay
berkembang pesat menjadi lahan bisnis yang amat prospektif. Kini, eBay adalah
situs lelang online terbesar di dunia.
Menurut
Pierre, dalam sebuah wawancara, kesuksesan eBay tidak lepas dari dua hal.
Pertama, kuatnya komunitas penjual dan pembeli, yang jumlahnya mencapai ratusan
juta orang. Kedua, nilai-nilai baik yang dianutnya. Dalam bisnis, eBay percaya
bahwa pada dasarnya setiap manusia itu baik dan setiap orang memiliki suatu
keunggulan yang bisa diberikan kepada orang lain. Selain itu, eBay percaya bahwa
kejujuran dan keterbukaan bisa membawa kebaikan pada diri manusia. Maka, aturan
"emas" eBay adalah mengakui dan menghormati setiap orang sebagai
individu yang unik. eBay pun berharap para anggotanya bisa mengikuti contoh
yang diberikan.
8. Larry Page (36 tahun/AS) dan Sergey Brin (35 tahun/AS)
Keduanya merilis Google pada 4 September 1998. Saat itu, mereka baru berusia 25 tahun dan 24 tahun. "Kantor" pertama mereka adalah garasi.
Keduanya merilis Google pada 4 September 1998. Saat itu, mereka baru berusia 25 tahun dan 24 tahun. "Kantor" pertama mereka adalah garasi.
Google,
mesin pencari yang bisa menampilkan segala jenis informasi ini, disukai banyak
orang - terutama para mahasiswa. Maka, hanya dalam tempo waktu beberapa tahun
saja, Google bisa berkembang amat pesat dan meraup keuntungan miliaran dollar
AS. Kini, Google bisa disebut sebagai mesin pencari nomor satu di dunia.
Kisah
sukses Larry Page dan Sergey Brin dalam menciptakan dan mengembangkan Google
telah menjadi inspirasi bagi banyak orang muda di dunia ini, khususnya para
penggemar teknologi informasi. Mereka berharap bisa membuat program baru yang
berguna bagi masyarakat dunia dan menguntungkan dari segi finansial.
"Thomas A.Edison pernah
berkata : 'Jenius adalah 1 % inspirasi dan 99 % keringat. Tidak ada yang dapat
menggantikan kerja keras. Keberuntungan adalah sesuatu yang terjadi ketika
kesempatan bertemu dengan kesiapan '.Orang - orang muda diatas meraih
kesuksesan bukan hanya karena mereka memiliki bakat saja tapi disertai juga
dengan kerja keras.karena itu kita juga bisa menjadi sukses asal kita mau
bekerja keras, karena Tuhan telah memberikan bakat yang luar biasa juga pada
setiap kita.
Sabtu, 10 Oktober 2009
Dikisahkan,
ada seorang gadis muda yang bertekad membantu desa asalnya yang miskin dan terbelakang.
Dia rajin mengusahakan segala daya upaya untuk bisa menghasilkan uang guna
membeli buku dan perlengkapan sekolah anak-anak di sana. Tetapi, sehebat apapun
usahanya, terasa masih saja serba kekurangan.
Hingga
suatu hari, dia mendapatkan janji bertemu dengan seorang kaya di kota, dengan
harapan si tuan kaya mau memberi sumbangan uang. Setelah bertemu, si gadis muda
menceritakan keadaan desanya dan sarana pendidikan yang jauh dari memadai serta
memohonkan bantuan untuk mereka.
Dengan
nada bosan dan tidak bersahabat, tuan kaya berkomentar santai, "Gadis
muda. Kamu salah alamat. Di sini bukan badan amal yang memberi sumbangan
cuma-cuma. Kalau memang anak-anak desamu tidak bisa sekolah, ya itu nasib
mereka. Kenapa aku yang harus membantu?"
Tampak
dia tidak mempercayai sedikitpun ketulusan gadis muda di hadapannya. Dengan
pandangan tidak berdaya dan putus asa, si gadis tahu, usahanya telah gagal.
Tetapi
sebelum pergi, dia mencoba berusaha yang terakhir, "Tuan, kalau boleh,
apakah saya bisa meminjam sekantong bibit unggul biji kacang yang tuan hasilkan
selama ini? Anggaplah hari ini tuan telah membantu kami dan saya berjanji tidak
akan mengganggu tuan lagi."
Dengan
heran dan karena ingin segera mengusir si gadis, tanpa banyak cakap, segera
diberinya sekantong bibit kacang tanah yang diminta. Sepulang dari sana, si
gadis memulai gerakan menanam biji kacang tanah di atas tanah penduduk miskin,
dengan tekad sebanyak satu kantong biji kacang tanah, akan menghasilkan kacang
sebanyak yang bisa tumbuh di sana.
Usahanya
berhasil. Dan beberapa saat setelah panen, si gadis kembali mendatangi si
hartawan, "Tuan, saya datang kemari dengan tujuan untuk mengembalikan
sekantong biji kacang tanah yang saya pinjam waktu itu."
Lalu si gadis menceritakan keberhasilan mereka menanam hingga memanen, dari sekantong biji kacang menjadi sebanyak itu. Si tuan kaya terkesan dengan hasil usaha dan ketulusan si gadis muda dan berkenan datang ke desa meninjau.
Lalu si gadis menceritakan keberhasilan mereka menanam hingga memanen, dari sekantong biji kacang menjadi sebanyak itu. Si tuan kaya terkesan dengan hasil usaha dan ketulusan si gadis muda dan berkenan datang ke desa meninjau.
Dia
sangat terkesan dan kemudian malahan menyumbangkan alat-alat pertanian, mengajarkan
cara bertani yang baik, dan membeli semua hasil panen yang dihasilkan desa
tersebut. Tiba-tiba kehidupan di desa itu berubah total. Mereka mampu
menghasilkan uang, hidup lebih sejahtera, dan mampu membangun sekolah untuk
pendidikan anak-anaknya. Sungguh perjuangan seorang gadis muda yang
membanggakan dan nyata! Tidak ada usaha yang sia-sia! Seluruh penduduk desa
selalu bersyukur dan berterima kasih atas jasa si gadis muda.
Para pembaca yang luar biasa,
Kehidupan di dunia ini sangat realistis. Saat kita dalam keadaan
lemah, mundur, gagal, banyak orang mencemooh kita. Saat kita ingin memulai
usaha atau ada ide-ide baru yang mau kita kerjakan, ada saja orang yang tidak
mau membantu tetapi meremehkan, menghina dan memandang sebelah mata. Ya, tidak usah
marah, dendam ataupun membenci. Lebih baik siapkan segalanya secara
maksimal dan perjuangkan sampai berhasil. Setelah ada bukti sukses baru orang
akan percaya dan lambat atau cepat akan memberi pengakuan pada kita.
Tapi jangan heran, saat kita sukses ada pula orang yg menunggu
kapan kita jatuh.Maka yang paling utama adalah sikap kita. Sewaktu kita gagal
dan diremehkan tidak marah. Sewaktu kita sukses, tidak lupa diri. Walaupun
sukses tetap rendah hati dan bersahaja. Dan, tetap optimis menciptakan kesuksesan
yang lebih besar
Kamis, 24 September 2009
Hidup
memanglah penuh dengan perjuangan. Jika anda ingin berhasil dan menjadi manusia
sukses maka anda pun harus melalui sebuah proses yang terkadang menyakitkan
jika dirasakan. Janganlah menjadi seperti anak manja yang selalu ingin dibantu
dan dilayani oleh orang tua kita. Karena hal itu sangatlah tidak baik untuk
membentuk karakter dan jiwa kita dalam menghadapi kerasnya kehidupan ini. Pada
artikel ini saya akan mencoba menceritakan ulang tentang sebuah kisah yang
sungguh sangat inspiratif untuk kita renungkan. Cerita ini berasal dari buku
yang sangat menarik dan sudah lama saya beli, tetapi baru sempat saya baca
beberapa waktu yang lalu, buku tersebut berjudul,”setengah isi setengah kosong”
karya parlindungan marpaung.
Berikut
adalah kutipannya :
Seorang
anak sedang bermain dan menemukan kepompong kupu-kupu di sebuah dahan yang
rendah. Diambilnya kepompong tersebut dan tampak ada lubang kecil disana.
Anak
itu tertegun mengamati lubang kecil tersebut karena terlihat ada seekor
kupu-kupu yang sedang berjuang untuk keluar membebaskan diri melalui lubang
tersebut. Lalu tampaklah kupu-kupu itu berhenti mencoba, dia kelihatan sudah
berusaha semampunya dan nampaknya sia-sia untuk keluar melalui lubang kecil di
ujung kempompongnya.
Melihat
fenomena itu, si anak menjadi iba dan mengambil keputusan untuk membantu si
kupu-kupu keluar dari kepompongnya. Dia pun mengambil gunting lalu mulai
membuka badan kepompong dengan guntingnya agar kupu-kupu bisa keluar dan
terbang dengan leluasa.
Begitu
kepompong terbuka, kupu-kupu pun keluar dengan mudahnya. Akan tetapi, ia masih
memiliki tubuh gembung dan kecil. Sayap-sayapnya nampak masih berkerut. Anak
itu pun mulai mengamatinya lagi dengan seksama sambil berharap agar sayap
kupu-kupu tersebut berkembang sehingga bisa membawa si kupu-kupu mungil terbang
menuju bunga-bunga yang ada di taman.
Harapan
tinggal harapan, apa yang ditunggu-tunggu si anak tidak kunjung tiba. Kupu-kupu
tersebut terpaksa menghabiskan sisa hidupnya dengan merangkak di sekitarnya
dengan tubuh gembung dan sayap yang masih berkerut serta tidak berkembang
dengan sempurna. Kupu-kupu itu akhirnya tidak mampu terbang seumur hidupnya.
Si
anak rupanya tidak mengerti bahwa kupu-kupu perlu berjuang dengan usahanya
sendiri untuk membebaskan diri dari kepompongnya. Lubang kecil yang perlu
dilalui akan memaksa cairan dari tubuh kupu-kupu masuk ke dalam sayap-sayapnya
sehingga dia akan siap terbang dan memperoleh kebebasan
Minggu, 13 September 2009
Apakah ciri-ciri burung rajawali?
Ciri yang utama dan terutama yaitu tidak takut badai.
Ciri yang utama dan terutama yaitu tidak takut badai.
Burung
rajawali malah menantikan datangnya badai. Dia akan mengembangkan sayapnya,
memperhatikan dengan pandangan visinya, kapan badai datang. Sebab dia akan
menghadapinya dan menggunakan badai itu untuk melambung tinggi. Burung rajawali
tidak mengepak-ngepakkan sayapnya, tetapi dia mengembangkan sayapnya.
Burung
rajawali tidak seperti ayam atau anak ayam. Ayam atau anak ayam penciumannya
tajam, mereka tahu saat akan datang badai. Mereka ribut berkotek-kotek,
menciap-ciap, bingung lari kesana kemari, sambil mengepak-ngepakkan sayapnya
mencari tempat persembunyian untuk berlindung terhadap badai. Apabila badai
datang mereka bisa menjadi korban, sebab mereka lemah, tak berdaya, dia menjadi
victim badai. Lain dengan burung rajawali, dia tidak menjadi victim, tetapi
menjadi victor, pemenang, terbang mengatasi badai.
Ciri apa lagi yang dimiliki burung rajawali?
Ia
menyediakan waktu untuk memperbaharui diri. Saat sadar bahwa kekuatan sayapnya
mulai berkurang, dia sabar. Dia berdiam diri ; dia tidak terbang. Dia mencari
tempat yang tinggi di atas bukit batu.
Tahukah Anda bahwa burung rajawali adalah burung yang paling panjang usianya?
Seekor
burung rajawali bisa mencapai umur hingga 70 tahun. Tapi untuk mencapai umur
tersebut adalah sebuah pilihan bagi seekor rajawali, apakah dia ingin hidup
sampai 70 tahun atau hanya sampai 40 tahun.
>Ketika
burung rajawali mencapai umur 40 tahun, maka untuk dapat hidup lebih panjang 30
tahun lagi, dia harus melewati transformasi tubuh yang sangat menyakitkan. Dan
pada saat inilah seekor rajawali harus menentukan pilihan untuk melewati
transformasi yang menyakitkan itu atau melewati sisa hidup yang tidak
menyakitkan namun singkat menuju kematian.
Pada umur 40 tahun paruh rajawali sudah sangat bengkok dan panjang hingga mencapai lehernya sehingga ia akan kesulitan memakan. Dan cakar-cakarnya juga sudah tidak tajam. Selain itu bulu pada sayapnya sudah sangat tebal sehingga ia sulit untuk dapat terbang tinggi.
Bila seekor rajawali memutuskan untuk melewati transformasi tubuh yang menyakitkan tersebut, maka ia harus terbang mencari pegunungan yang tinggi kemudian membangun sarang di puncak gunung tersebut. Kemudian dia akan mematuk-matuk paruhnya pada bebatuan di gunung sehingga paruhnya lepas. Setelah beberapa lama paruh baru nya akan muncul, dan dengan menggunakan paruhnya yang baru itu ia akan mencabut kukunya satu persatu-satu dan menunggu hingga tumbuh kuku baru yang lebih tajam. Dan ketika kuku-kuku itu telah tumbuh ia akan mencabut bulu sayap nya hingga rontok semua dan menunggu bulu-bulu baru tumbuh pada sayapnya. Dan ketika semua itu sudah dilewati rajawali itu dapat terbang kembali dan menjalani kehidupan normalnya. Begitulah transformasi menyakitkan yang harus dilewati oleh seekor rajawali selama kurang lebih setengah tahun.
So, kehidupan Rajawali hampir sama kaya manusia ya.
" Sering kali kita mengalami masa - masa yang sukar (badai) dalam hidup, tetapi semua itu baik untuk kehidupan kita supaya kita menjadi manusia yang tidak mudah menyerah dan kita dapat keluar sebagai pemenang dalam setiap persoalan hidup yang kita alami
Pada umur 40 tahun paruh rajawali sudah sangat bengkok dan panjang hingga mencapai lehernya sehingga ia akan kesulitan memakan. Dan cakar-cakarnya juga sudah tidak tajam. Selain itu bulu pada sayapnya sudah sangat tebal sehingga ia sulit untuk dapat terbang tinggi.
Bila seekor rajawali memutuskan untuk melewati transformasi tubuh yang menyakitkan tersebut, maka ia harus terbang mencari pegunungan yang tinggi kemudian membangun sarang di puncak gunung tersebut. Kemudian dia akan mematuk-matuk paruhnya pada bebatuan di gunung sehingga paruhnya lepas. Setelah beberapa lama paruh baru nya akan muncul, dan dengan menggunakan paruhnya yang baru itu ia akan mencabut kukunya satu persatu-satu dan menunggu hingga tumbuh kuku baru yang lebih tajam. Dan ketika kuku-kuku itu telah tumbuh ia akan mencabut bulu sayap nya hingga rontok semua dan menunggu bulu-bulu baru tumbuh pada sayapnya. Dan ketika semua itu sudah dilewati rajawali itu dapat terbang kembali dan menjalani kehidupan normalnya. Begitulah transformasi menyakitkan yang harus dilewati oleh seekor rajawali selama kurang lebih setengah tahun.
So, kehidupan Rajawali hampir sama kaya manusia ya.
" Sering kali kita mengalami masa - masa yang sukar (badai) dalam hidup, tetapi semua itu baik untuk kehidupan kita supaya kita menjadi manusia yang tidak mudah menyerah dan kita dapat keluar sebagai pemenang dalam setiap persoalan hidup yang kita alami
Rabu, 05 Agustus 2009
Alkisah,
ada seorang pedagang kaya yang merasa dirinya tidak bahagia. Dari pagi-pagi
buta, dia telah bangun dan mulai bekerja. Siang hari bertemu dengan orang-orang
untuk membeli atau menjual barang. Hingga malam hari, dia masih sibuk dengan buku
catatan dan mesin hitungnya. Menjelang tidur, dia masih memikirkan rencana
kerja untuk keesokan harinya. Begitu hari-hari berlalu.
Suatu
pagi sehabis mandi, saat berkaca, tiba-tiba dia kaget saat menyadari rambutnya
mulai menipis dan berwarna abu-abu. "Akh. Aku sudah menua. Setiap hari aku
bekerja, telah menghasilkan kekayaan begitu besar! Tetapi kenapa aku tidak
bahagia? Ke mana saja aku selama ini?"
Setelah
menimbang, si pedagang memutuskan untuk pergi meninggalkan semua kesibukannya
dan melihat kehidupan di luar sana. Dia berpakaian layaknya rakyat biasa dan
membaur ke tempat keramaian.
"Duh,
hidup begitu susah, begitu tidak adil! Kita telah bekerja dari pagi hingga
sore, tetapi tetap saja miskin dan kurang," terdengar sebagian penduduk
berkeluh kesah.
Di
tempat lain, dia mendengar seorang saudagar kaya; walaupun harta berkecukupan,
tetapi tampak sedang sibuk berkata-kata kotor dan memaki dengan garang.
Tampaknya dia juga tidak bahagia.
Si
pedagang meneruskan perjalanannya hingga tiba di tepi sebuah hutan. Saat dia
berniat untuk beristirahat sejenak di situ, tiba-tiba telinganya menangkap
gerak langkah seseorang dan teriakan lantang, "Huah! Tuhan, terima kasih.
Hari ini aku telah mampu menyelesaikan tugasku dengan baik. Hari ini aku telah
pula makan dengan kenyang dan nikmat. Terima kasih Tuhan, Engkau telah
menyertaiku dalam setiap langkahku. Dan sekarang, saatnya hambamu hendak
beristirahat."
Setelah
tertegun beberapa saat dan menyimak suara lantang itu, si pedagang bergegas
mendatangi asal suara tadi. Terlihat seorang pemuda berbaju lusuh telentang di
rerumputan. Matanya terpejam. Wajahnya begitu bersahaja.
Mendengar
suara di sekitarnya, dia terbangun. Dengan tersenyum dia menyapa ramah,
"Hai, Pak Tua. Silahkan beristirahat di sini."
"Terima
kasih, Anak Muda. Boleh bapak bertanya?" tanya si
pedagang."Silakan."
"Apakah
kerjamu setiap hari seperti ini?"
"Tidak, Pak Tua.
Menurutku, tak peduli apapun pekerjaan itu, asalkan setiap hari aku bisa
bekerja dengan sebaik2nya dan pastinya aku tidak harus mengerjakan hal sama
setiap hari. Aku senang, orang yang kubantu senang, orang yang membantuku juga
senang, pasti Tuhan juga senang di atas sana. Ya kan? Dan akhirnya, aku perlu
bersyukur dan berterima kasih kepada Tuhan atas semua pemberiannya ini".
Teman-teman yang luar biasa,
Teman-teman yang luar biasa,
Kenyataan
di kehidupan ini, kekayaan, ketenaran, dan kekuasaan sebesar apapun tidak
menjamin rasa bahagia. Bisa kita baca kisah hidup seorang maha bintang Michael
Jackson yang meninggal belum lama ini, yang berhutang di antara kelimpahan
kekayaannya. Dia hidup menyendiri dan kesepian di tengah keramaian
penggemarnya; tidak bahagia di tengah hiruk pikuk bumi yang diperjuangkannya.
Entah
seberapa kontroversial kehidupan Jacko. Tetapi, yah... setidaknya, dia telah
berusaha berbuat yang terbaik dari dirinya untuk umat manusia lainnya.
Mari, jangan menjadi budaknya materi. Mampu bersyukur
merupakan kebutuhan manusia. Mari kita berusaha memberikan yang terbaik bagi
diri kita sendiri, lingkungan kita, dan bagi manusia-manusia lainnya. Sehingga,
kita senantiasa bisa menikmati hidup ini penuh dengan sukacita, syukur, dan
bahagi
1 komentar:
Terimakasih
Posting Komentar